Sunday, September 13, 2015

Nikmatnya Teman Sendiri ( Gay Story )

Daerah yang dingin ini merupakan tempat aku sekarang
bekerja, karena panggilan yang mendadak akupun harus segera mencari
tempat tinggal yang tidak begitu jauh dari tempat ku bekerja. Roni nama
asliku, sudah hampir satu bulan ini aku pindah kota, walaupun masih buta
akan jalan dan daerahku sekarang, setelah aku mendapatkan tempat tinggal
sementara akupun berusaha bergaul dengan orang sekitar, jalan demi jalan
aku hapalkan. Penjaga warkop, tukang ojek di pengkolan, penjual warung
nasi di sebelah dan beberapa yang sering kusapa akhirnya berkenal dekat
denganku.

Hujan deras dari sore tadi membuat ku sedikit kedinginan di
dalam kamar, berniat keluar untuk mencari minuman hangat, akupun segera
mengambil payung dan melangkah menuju warkop di pudunan jalan. Sampai
disana hanya ada si bapa penjaga yang biasa sendiri, setelah memesan
akupun bersantai sejanak sambil memainkan hp yang ku bawa di saku
celanaku, twit demi twit dan inbox di fb aku balas satu persatu. Karena
aku pria bisex sudah wajar sepertinya aku memiliki 2 akun yang bebeda
pada setiap situs sosial.

Tak lama dari ku membalas semuanya, masuklah seorang pria
bertubuh besar yang kehujanan dan basah kuyup, sambil menggigil dia
memesan sama seperti diriku kepada bapa penjaga warung kopi yang sedang
asik menonton tv, ku perhatikan sejenak sepertinya dia orang baru di
daerah ini. Karena akupun merasa kesepian pada saat pertama kali ke
daerah ini, akupun berniat mengajak menyapa dan ngobrol kepadanya.
Ternyata benar dugaanku, pria asal bali ini sedang mencari kerja karena
di tepat yang dulu dia di pecat dengan alasan yang tidak masuk akal.

Sedikit menyedihkan dengan cerita yang kudengar dari dia,
pria ini tidak hanya di keluarkan dari tempat kerjanya, ditinggalkan
oleh istinya dan di campakan keluarganya itu adalah semua hal yang
sedang dialaminya, dengan modal pas-pasan dia berniat untuk mencari dan
merubah dirinya dari awal. Setelah minuman ku habis, ku ajak dia untuk
menginap di kamarku, ya itung-itung menemaniku. Diapun menerima
ajakanku, setelah membayar semua minuman akupun segera mengambil payung
dan kami keluar menuju kostanku. Di perjalanan ku dari warung tadi
sampai ke kostaku, aku cukup dekat dengan pria yang baru ku kenal ini,
karena hujan yang cukup deras dan payung kami hanya satu, aku bisa
memperhatikan pria diasampingku ini, entah apa yang membuat diriku
seakan ingin memeluknya, jiwa yang tanpa rasa gini menjadi birahi, bulu
bulu tipis di pipinya dan kumis yang membuat seakan dia terlihat dewasa
membuat diriku menjadi salah tingkah. Dengan model rambut satu centi dan
kulit sawo matang membuat pikiranku semakin berhasrat kepada pria
berperawakan cukup besar ini.

Sampailah di depan gerbang, kamipun melangkah menuju
kamarku di lantai 2, di lantai ini baru terisi 3 kamar dengan jeda 1-2
kamar kosong. Ku buka kunci dan segera kuambil handuk, semenrara dia
masih aga malu dan terdiap di depan pintu kamarku, ku tarik tanganya
yang basah itu agar masuk kedalam, akupun merasakan bulu tangan yang
begitu lebat, seakan aku diberi bonus oleh kesempatan ini, akupun segera
mempersilahkan dia untuk membersihkan diri di kamar mandi terlebih
dahulu, setelah dia masuk dan menyimpan barang bawaanya di dalam lemari,
sedikit pikiran nakalku muncul secara tiba-tiba, ingin rasanya melihat
badanya yang besar itu bugil di mataku untuk dapat ku nikmati

Setelah terdengar dia sedang mandi, akupun segera berusaha
melihat apa yang ada di dalam kamar mandiku saat itu, lubang kunci yang
kecil seakan membuat diriku semakin penasaran dan ingin terus melihat
kedalam, badan yang gempal padat dan berisi itu sedang di basahi air dan
di lumuri sabun dari tangan pria yang ku kenal dari bali ini, dadanya
yang lapang tanganya yang berotot dan kaki yang kuat seakan membayar
keinginaku, tapi dari semua yang kulihat satu yang menyita perhatiaku,
batang kontol yang lemas dan berukuran cukup besar membuat lidah ini
tidak mau diam, serentak dengan birahi dan napsuku yang keluar, hidup
pula kontolku yang sudah mulai menegang ini. Sungguh pemandangan yang
indah dan tidak ingin kulewati.

Dengan keadaan ku masih mengintip dan penuh napsu, akupun
segera mengontrolnya, malu dan takut akan ketahuan olehnya, segera ku
kembali keatas kasur dan mengunci kamarku, kunyalakan tv dan aku mulai
bersantai, taklama pria yang bernama Anton itu keluar dan datang
kehadapanku, dengan hanya menggunakan handuk yang ku berikan, jelas ku
lihat badan yang kekar dan sexy serta raut muka yang dewasa membuat aku
seakan terdiam sejenak dengan pemandangan ini. Segera dia mengambil
celana dan baju di tas yang ada di dalam lemari itu. Masih dalam keadaan
ku menikmati setiap detail badanya, dia segera membelakangi ku dan
membuka handuk putih yang di kenakanya, lekuk badan dan garis pantat
serta bulu-bulu di pahanya itu membuat tangaku tidak tahan untuk
menyentuh dan mencengkramnya.

Kusuruh untuk bersantai di sampingku, setelah dia menaruh
handuk di tempatnya kembali, akhinya dia duduk di sampingku, dengan
seyum dia bertrima kasih, karena diriku sudah mau menerima di kost ini
dan berperilaku ramah kepadanya, rasanya dia berhutang budi kepadaku, ku
bantah semua perkataan itu, karena aku meraskan bagaimana keadaan dia
sekarang, akhinya kita bersantai dengan di temani rokok dan acara di tv,
ku suruh dia untuk tidur di sisiku, malam menunjukan pukul 10 lebih,
tersadar ku melihanya ternyata dia sudah tertidur pulas, mungkin karena
kecapean seharian berjalan, akhinya segera ku matikan tv dan lampu kamar.

Selimut yang hanya ada satu inipun aku bagi berdua
bersamanya, tapi mata dan pikiranku sedang menginginkan sesuatu darinya,
kulihat dia sedang telentang dengan posisi kedua tangan dibelakang
kepala, kuliat jiplakan badanya yang sexy dan kuat itu, diriku yakin dia
rajin berolah raga, kulit yang kencang dan urat yang keras semakin
membuat diriku tau kebiasaan dia waktu dulu. Kuposisikan badan menuju
kasur dengan kepala melihat mukanya, perhatian demi perhatian tertuju
kepada pria bali ini. Apakah ini kesempatan bagiku, napsu yang sudah
pudar itu kembali menguasai diriku, bagaiaman caraku untuk menikmati ke
elokan tubuh temanku ini, karena cuaca yang dingin diluar aku
berpura-pura untuk memeluk badanya dengan tangan kananku, ku tutup mata
segera agar dia mengiraku sedang tertidur, tapi apa yang kuterima,
ternyata dia hanya diam saja tanpa reaksi apapun dari ulahku.

Karena posisi tanganku sedang berada tidak jaug dari
ketiaknya, kurasakan bulu tipis dan lekukanya begitu nikmat, napas yang
keluar dan aroma kas pria dari hidung dan ketiak yang ku cium saat itu
seakan aku semakin ingin menyantap tubuhnya, semakin kudekatkan badan ku
walau saat itu hati sangat takut dan malu, akupun akhinya bisa
memeluknya dengan erat tubuh besar dan kuat ini, pikiranku yang terus
terbayang-bayang bercinta denganya ini membuatku tidak sadarkan diri,
ternyata dia sudah terbangun dari tidurnya dan sedang memperhatikan
mukaku dan ulahku kepada tubuhnya.

Akhinya ku membuka mata dan melihat mukanya, betapa kaget
dan sungguh malu sekali saat itu dan segera ku lepaskan genggamanku dari
badanya, dengan berusaha ku terseyum kepadanya, diapun membalas
senyumanku itu, tanganya yang kuat segera mengambil badanku dan
memeluknya dengan erat, perasaan aneh dan kaget serta takut saat itu
terbayar sudah dengan apa yang dialakukanya kepadaku, mulutnya yang
basah mencium dan menghisap lidahku, aku rasakan begitu nikmat, lidah
dan liurnya yang masuk kedalam mulutku kini membuat aku birahi dan hanya
bisa terdiam serta mulai menikmati awal permainanya, ternyata berawal
dari keberanianku akhinya aku mendapatkan apa yang ku inginkan dari tadi.

Dengan posisi masih dia atas kasur, dia dengan lahap dan
napsu menciumiku, tidak hanya bibir dan lidah terlinga dan pundaku kini
basah oleh perbuatan lidahnya. Sementara tangnya mulai masuk ke dalam
celanaku dan meraih pantatku, aku sudah pasrah akan napsu temanku. Dia
menyuruhku untuk membuka semua yang kukenakan tanpa satupun, dengan
posisiku berdiri, segera lidahnya mencium dan menjilati pantatku, di
tarik kedua kakiku dan dibungkukanya badanku, kini lubang duburku
menjadi sasarnya, desanku yang keluar mambuat raut muka yang penuh napsu
itu semakin liar membasahi dan menjamah pantatku, kontolku yang menegang
dan sudah keras ini pun menjadi bahan kocokan tanganya, tepian duburku
dan pantaku yang dia hisap terus menerus, seakan membuat diriku tidak
bisa menolak kenikmatan yang menghampiriku.



Masih kunikmati sapuan demi sapuan lidahnya, kini dia
memintakuu untuk berbalik, kontolku dihisap dan di telan masuk semua
kedalam kerongkonganya, sungguh beruntung nasibku, napsu dan birahi ini
bisa aku lampiaskan kepada pria yang sedang melayani ku saat ini, sambil
dia berusaha membuka pakaianya, jemarinyapun diamainkan di dadaku,
puting dan dadaku kini jadi bahan pelampisanya, semakin saja birahiku
memuncak sehingga cairan napsu pun keluar dari lubang kontolku dan
tercampur oleh air liurnya, walau masih dalam mulutnya yang haus akan
batangku, kurasakan dia menghisap terus dan menelan apa yang baru ku
keluarkan, lidah gigi dan ruang mulutnya seakan memanjakan kontolku yang
menegang ini, akhinya kini kita berdua telanjang bulat tanpa ada sehelai
benangpun.

Badanya yang kekar di telentangkan di atas kasur, seakan
dia meminta pembalasan dari ulahnya kepadaku tadi, tak lama akupun
segera memanjakan lidahku di dadanya, dada yang kuat dan berotot itu
gini ku penuhi dengan air liur sendiri yang keluar trus dari sapuan
lidahku, kontolnya yang menegang keras dan membersar itu takluput dari
tanganku yang sudah gatal ingin memainkanya, ku pengan semua bagian demi
bagian tubuhnya dengan napsu ini, desahan kini keluar dari mulutnya,
jelas dia menikmati semua yang kulakukan kepadanya, hingga gini lidahku
mendarat di perutnya yang sedikit gempal ini, ku cium dan ku jilati
dengan lidah ini, sampai dengan bulu kemaluan yang habis tak tersisa
oleh mulutku, batang itu kini sudah di dalam mulutku dengan posisi ku
memaju mundurkan kepalaku, kedua tangannya kini menarik dan mencelupkan
kepalaku kedalam kontolnya, aroma kemaluan dan urat yang keras itu
semakin ku rasakan di tiap tiap bagian mulutku, buah zakar dan
pahanyapun tak lepas dari incaranku.

Segera dia beranjak dan mengambil dompetnya yang berada di
saku celana yang tergantung di kamarku, aku tau dia akan mengambil alat
pengaman, syukurlah jika itu terjadi, walau bagaimanapun dalam hubungan
alangkah baiknya jika kita bersikap aman. Kuraih dan ku pasang kondom
itu ke dalam kontolnya, seakan dia masih ingin merasakan mulutku untuk
menghisap batangnya kembali, tanpa perintah segera kontol yang sudah
terpasang kondom itu kini ku mainkan kembali di dalam mulutku bersama
lidahku yang terus menerus menjilati urat dan kepala kontolnya yang
sudah berdenyut-denyut, tanganya kini mendorong ku hingga diriku
tertidur diatas kasur itu, kakiku diangkanya dan diaganjalnya punggungku
oleh bantal yang dia ambil di sampingnya. Perlahan kontol besar itu
dimasukan kedalam anusku, kurasakan mulai dari kepala batang hingga gini
masuk semua kontolnya di dalam lubangku, sedikit rasa pedih dan sakit ku
rasakan saat itu.Aku menahan dan berusaha untuk menikmatinya.

Dengan menyakinkan diriku sudah merasa nyaman, segera dia
memelukku erat sambil mecium bibirku dan menghisap lidahku yang terbuka
ini, segera dia gesekan maju mundur badanya seiring dengan kontolnya
yang terus menyodomi lubang pantatku, desahan kita bedua karena
kenikmayan yang terus menerus membuat badan kita penuh akan keringat,
kontolnya yang besar itu kini masuk dan keluar dengan cepat di dalam
pantatku, urat urat dan rasa hangat begitu terasa di duburku,

nikmat dan birahi yang penuh akan napsu ini seakan membuat diriku dan
dirinya tidak dapat menahan semua rasa ini. Lidahnya yang meraih
telingaku sementara diriku yang meraih pantatnya oleh kedua tanganku
untuk terus meminkan kontolnya di lubangku membuat aku sudah tidak ingat
apa apa, dan hanya merasa akan terpenuhi hasrat dariku oleh perbuatan
temanku ini.

Kini dia membuat diriku untuk duduk di pangkuanya, sambil
ku masukan kontol kedalam lubangnya, giliranku sekarang untuk memanjakan
kontolnya oleh lubangku, ku naik dan turunkan pantatku sambil terus
saling berpelukan dan saling menciumi bibir masing masing, ku rasakan
begitu nikmat dan puas, segera dia menarik badanya dan badanku yang
masih tertancap pada kontolnya, kini dia menahan tubuhnya ke dinding
tembok kamarku, sementara aku masih menikmati kontolnya di dalam
pantatku, dia segera memberitahukan bahwa pejunya yang mau keluar sudah
tidak bisa di bendung lagi, segera ku lepas dari isapan duburku, kini
kondom yang dikenakan sudah tidak menepel lagi di kontolnya, dengan
jemariku yang meraih dada dan pentilnya yang keras, ku hisap kembali
kontolnya yang sudah ingin mengeluarkan aliran peju itu, benar nyatanya
tak lama dari mulutku bermain dengan kontolnya ku rasakan derasnya
cairan peju yang keluar dan kini memenuhi mulutku, aku tidak terbiasa
akan menelanya. Tapi muncratan akan peju yang hangat dan berwarna putih
itu membasahi badanku dan masuk kemulutku berkali-kali.

Dengan desaha yang terus keluar karena napsu dan birahinya
yang sudah tercapai melalui peju yang ada di mulutku ini sekarang, dia
segera memintaku untuk mengeluarkanya di kedua tanganya, cairan peju
yang kental dan air liurku sekarang dia lumuri di kontolku yang tegang
dan sudah ingin merasakan sama dengan temanku ini, dengan muka yang
masih birahi dia segera mengocok dan memaikan jari tanganya di duburku,
3 jari tangan kini masuk kedalam duburku yang sebelunya teroleskan air
penju miliknya dan air lirku, seakan membuat diriku sudah tidak kuasa
lagi, kini dengan mulutku yang membritahukan dia bahwa aku sudah mau
mencapai kelimak, segera dia menarik tanganya yang tadi secara terus
menerus mengocok kontolku, mulutnya segera menghampiri dan menghisap
habis kontolku yang berujung dengan keluarnya cairan putih hangat sama
seperti milik dirinya, seiring desanku ku karena kenikmatan yang benar
benar tidak bisa terbayar oleh apapun, masih dalam keadaan jari di dalam
duburku, kini dia menelan habis semua yang aku keluarkan tanpa
menyisakan sedikitpun.



Raut muka yang senang dan puas akan hubungan ini jelas
nampak di muka kita masing-masing, hingga akhinya kami saling berpeluk
erat dan dia menciumi ku dari leher hingga bibirku yang terus mendesah
oleh kenikmatan yang baru aku rasakan. Sampai diujung kita lemas berdua
di atas kasur, karena keringat dan udara menjadi panas, kamipun berdua
segera menuju kamar mandi untuk saling membersihkan diri.

Akhir dari semua yang kualami dengan dia, ternyata Anton
menjadi patnerku bersenggama selama aku di kota itu, hampir dua kali
seminggu aku melakukan hubungan terlarang ini bersama dia, karena kini
dia sudah mendapat pekerjaan yang merasa cukup untuk dirinya, akupun
segera kembali ke kota asaku karena masa kerjaku sudah habis. Setiap
bulan kita sering bertemu entah dia menuju rumahku di kota ini atau
diriku yang menyempatkan datang ke kota diaman dia tinggal sekarang,
walau tidak ada hubungan antara kami yang serius, aku Roni dan dia Anton
menjadi sahabat yang kini masih saling berhubungan hingga cerita ini ku
kirim kepada temanku.

No comments:

Post a Comment