Wednesday, October 23, 2013
Diperkosa Teman kontol
aku dilahirkan kalau aku akhirnya mengingkari kodrat yang telah engkau
berikan padaku,
Aku tak tahu kapan semua ini terjadi padaku,aku sungguh ingin berubah
tapi semakin aku mencoba melawan ,rasa itu semakin besar padanya ,dan
mungkinkah aku menjadi seperti ini selamanya,atau aku bisa berubah dan
berkata ,semakin aku mencintaimu semakin aku harus melepasmu dari
kehidupanku
Dan dari sinillah kisah cintaku bersamanya bermulai:
Hari ini sekolahku pulang agak pagi karena bapak dan ibu guru melakukan
rapat di kantor dinas pendidikan ,aku merasa sangat senang sekali karena
hari ini aku pulang agak pagi ,namaku Rian umurku 18 tahun anak anak
smak di sekolah katolik ,tubuhku termasuk tubuh seorang cowok yang
atletis dengan badan sixspack diikuti kulit putih dan rambut pirangku
membuat para gadis menjadi tergila gila padaku ,namun apa dayaku aku
sama sekali tidak bisa menyukai mereka sama sekali ,bukan karena mereka
itu jelek melainkan karena aku sama sekali tidak tertarik sedikitpun
dengan kaum perempuan,aku sungguh tak mengerti mengapa semua ini terjadi
padaku ,sampai kelas 3 sma aku belum pernah mengalami apa yang dinamakan
pacaran ,bahkan teman temanku sering berkata padaku kalau aku itu tolol
,mengapa ? karena aku sudah ganteng,tinggi 170 lebih ,kaya dan pintar
sampai sekarang belum memiliki seorang cewek sekalipun,aku hanya focus
ke basket basket dan basket ,karena aku merupakan kapten dari team
basket yang ada disekolahku,namun semua itu sama sekali tak membuatku
minder ,aku terlanjur terlalu cuek dan tidak peduli sama sekali dengan
semua kata kata mereka,bagiku mereka semua terlalu iri dengan keadaanku
saat ini ,dan itulahyang terjadi.
Aku mempunyai 5 sahabat yang sangat pengertian dan perhatian padaku
,sehingga aku memberi nilai lebih kepada mereka dibandingkan dengan
teman temanku yang lain.Dia ialah Rio orang yang sama memiliki wajah
tampan namun masih dibawahku,Roby orang yang memberi motivasi
padaku,Wendi orang yang setia menemaniku disaat aku membutuhkanya ,dan
sueng dan Dian orang yang sangat gokil dengan kekayaan dan kepintaranya
"yan kita renang yuk aku udah lama banget pingin renang nih " kata Wendi
"ide yang bagus ,aku juga BT kalau pagi gini udah langsung kerumah"
"tapi lok kita berlima aja kagak seru ,aku,dian sueng ,dan robi bawa
pacar kami juga ya,loe gimana rio ,yan?"
"gue gak punya pacar euyyyyyyyy"kata rio
"gue juga gak punya pacar , udah lah terserah kalian,kalian bawa mobil
kalian masing masing yaw "
"mobil gue gy di bawa bokap ke kantor yan gue ma loe ya ,gue kan friend lo"
"dasar…… ya udah aku ganti baju dulu ke rumah n bawa persiapanya u
langsung ikut gue pa ntik q jemput yo?"kataku
"q ikut kamu aja yan dirumah sepi Cuma ada pembantu"
"yau dah, mari kita berangkat tunggu q disana ya temen temen"
Aku pun segera menuju parkiran sekolahku dan langsung ambil mobil
Rio ternyata sudah menunggu di gerbang sendirian ,dan setelah aku sampai
ke mobil langsung saja kami berangkat ke rumahku dulu….
15 menit kemudian kami nyampe rumahku disana pak tarno selaku satpan
rumahku langsung membukakan pintu dan menyuruhku masuk ,aku dan rio
langsung memasuki rumahku yang relative agak besar dibanding rumah
temanku yang lain.
Rio melihat sekeliling ,melihat foto fotoku ketika masih kecil,melihat
koleksi film ku ,dan tanpa sengaja rio menemukan koleksi bokep pribadi
milikku dan langsung memanggilku
"Ysatpan rumahku langsung membukakan pintu dan menyuruhku masuk ,aku dan
rio langsung memasuki rumahku yang relative agak besar disbanding rumah
temanku yang lain
Rio melihat sekeliling ,melihat foto fotoku ketika masih kecil,melihat
koleksi film ku ,dan tanpa sengaja rio menemukan koleksi bokep pribadi
milikku dan langsung memanggilku
"Yan rumah kamu sepi banget ,dan u punya koleksi bokep lagi enak nih lok
ma pacar u kelak mbokep disini "
"ya beginilah rumahku yo agak sepi ,semua kan kerja ,jadi aku sendirian
disini"kataku sambil menutup pintu kulkas karena q baru aja ngambil minum
"gue mau ke kamar u donk " kata rio sedikit memaksa
"gue kan mau ganti yo"
"sama cowoknya juga ,q juga mo pinjem baju kamu ya ,masak pakai seragam
gini bisa di omelin satpol PP nih"
"q gak biasa gantu ma cowok yo soalnya " kataku berusaha menolak
"alah udahlah jangan banyak bicara"
Kami pun segera masuk kamar ,dan aku tak tahu apa motif rio tiba tiba
aja dia mengunci pintu kamarku,aku sempat kaget namun dengan lekas aku
udah tenang kembali.
Aku pun dengan sedikit melu segera membuka kaos seragam putih abu abuku
dan celananya juga
Kini aku hanya mengenakan boxer biru yang agak ketat dan mungkin
kontolku bakal kelihatan menonjol jika kontolku ngaceng
Aku mlihat kearah Rio sesuatu yang berbeda terjadi padanya ,ia
memandangiku tajam ,pandanganya terasa lain bukan memandang layaknya
cowok biasa memandang temanya ganti , melainkan pandangan penuh nafsu
yang menggelora dari anak se usia sma sepertiku
"yan….."kata rio sambil berusaha menelan ludahnya dengan menatapku tajam
"kenapa, kenapa loe ngeliatin gue gitu "
"yan badan kamu sexy banget kalau tidak memakai seragam ,sungguh
terlihat kotak kotak dan menarik sekali yan,apalagi kalau kamu…….."kata
rio tak melanjutkan
Entah kenapa aku merasa takut dengan pandangan rio seperti itu apalagi
setelah ia bilang ia tertarik padaku itu sangat membuatku takut,
"loe kenapa sih yo ,suer loe buat aku takuut tau "
"yan aku mau Tanya boleh kagak "
"boleh kenapa ndak Tanya aja ,"kataku berusaha berpikiran positif
"loe pernah ngocok belum yan "
"apa ……!"aku sungguh kaget dengan pertanyaan rio
"coli ngocok yan onani pernah apa gak "
"loe ngapain Tanya begitu"
"yan sepertinya gue nafsu liat kamu telanjang yan kita ngocok bareng yuk
yan"
Aku sungguh bener bener seperti terkena petir tak menyangka dengan apa
yang aku dengar ternyata orang yang selama ini ku percaya adalah seorang
Gay.Astaga !!!
"yo gue kebawah dulu yaw gue mau ambil minum gue haus lagi nih"kataku
cepat dan ingin segera meninggalkan kamarku jauh jauh
Namun ia bukanya mengijinkan ku ia malah tiba tiba mendorongku ke
kasurnya ,karena badan ia lebih besar sedikit di banding q aku jadi
terjatuh "mati gue " pikirku secara tiba tiba
Gue pun langsung mendorong rio hingga jatuh ,aku pun segera memukul muka
rio dengan sekuat tenaga ,
Rio pun juga membalas pukulanku dengan mengayunkan bogemnya tepat di
perutku
Aku pun terjatuh karena tak kuat menahan rasa sakit
Rio mendekatiku perlahan
Perlahan ia menyingkirkan tanganku dari perutku yang aku pegang karena
sakit dan aku menatapnya tajam ,ia tersenyum dan perlahan menidurkanku
,entah apa yang terjadi aku merasa terkena hipnotis ,aku tak bisa
melawanya ,entah kenapa itu terjadi
Kini aku telah tidur di kasurku
Rio pun segera melepaskkan perlahan kaos yang aku pakai,dan menurunkan
boxer yang aku pakai ,aku pun hanya menurut,kini aku dalam keadaan
telanjang bulat ,tanpa sehelai kain pun ia tersenyum kepadaku dan
perlahan ia membuka seragam yang ia pakai dan Tshirt yang ia pakai dan
juga celananya
Kini ia juga dalam keadaan telanjang bulat dengan kontol yang hitam dan
agak besar mulai mengacung untuk segera dihisap oleh seseorang
Ia pun meniduriku ,aku merasa badanku setelah ditindihnya begitu hangat
aku pun lemas ,lalu dengan santai ia mendekatkan mukanya ke
mukaku,perlahan mulutnya menyerang bibirku,ia mencium mulutku dengan
ganas ,ia membuka mulutnya dan berusaha memasukkan lidahnya ke mulutku
,aku pun demikian ,inilah ciuman pertamaku dengan manusia selain orang
tuaku,sungguh hangat dan nyaman
Aku terus diserang dengan ciuman itu ia semakin melumat lidahku
dihisapnya air ludah dari lidahku ,tak mau ketinggalan aku juga melumat
bibirnya ,ia semakin nafsu kepadaku ia pun melepas ciumanya
Kini ia menciumi leherku ,rasanya nikmat sekali bagai menerima
kehangatan sendiri,leherku dicumnya dan di jilat sesekali sambil
memberikan sedikit hisapan di leherku ,aku pun menghela nafas kenikmatan
Ia semakin turun ke putingku lidahnya dengan sakti mempermainkan pucuk
putingku ,aku merasa geli geli kenilmatan ia turun lagi ke perutku namun
tanganya dengan cepat mempermainkan putingku,aku merasa sangat nikmat
sekali air ludahnya sudah membasahi putingku rasanya sungguh terbang
seperti mimpi
"Rio enak yo terus yo"
Kini kontolku mulai ngaceng dan mulai tegang ,ukuranya kurang lebih
sudah 15 cm an ,rio pun semakin berambisi ia menurunkan lagi ciumanya
yang kini tepat di bagian kontolku
Rio segera menjilat kontolku owhhhhhhhhhhh anjing rasanya nikmat sekali
,ia langsung memegang kontolku dan langsung menghisapnya ,mulutnya ia
buka dan kontolku pun dimasukkan ke mulutnya …. Owhhhhhhhhhh yeahhhh
iamenghisap maju mundur maju mundur
Aku terasa semakin kenikmatan…….owhhhhhhh yeahhhhhhhh terus isepin
yoooooo isep terussss,ia mempercepat menyedot kontolku kontolku di masuk
keluarkan dari mulutnya ,sesekali ia pun mempermainkan ujung kontolku
yang masih merah ,owhhhhhhhh yeahhhh
Clupppppppp….cluppppppppppp.cluoooooooooooop]
Yeahhhhhhhh enak yooooo aku pun semakin memanas, apa lagi ketika tangan
rio yang kiri mempermainkan putingkan dan yang kanan memegang kontolku
untuk di hisep di mulutnya ,kontolku pun mulai bergetar setelah 5
menitan owhhhhhh
Yeahhhhhhhh yo enak yooo kau temanku yang berharga
Tangan kirinya sesekali mencubit pentil atau putingku sehingga aku
sesekali merintih kesakitan dan kenikmatan ,owh yeaahhhhhh ria pun
setelah mengetahui kontolku semakin bergetar karena pejuhku mau keluar
,segera mempercepat hisapanya dan menyedotnya dengan nikmat dan owhhhh]
Yeahhhhhhhhh
Crottttttttttttttttttt]
Crot
Crottttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt
Pejuh itu keluar dari kontolku ,rio pun menghisapnya dan
menelanya,tubuhku menggeliat menerima luncuran pejuhku tadi ohhhhhhh
Enak yooooooo
Enak yyyyyyyyyyyyooooooooooooo
Aku pun sekarang berdiri demian pula rio,lalu aku perlahan menyuruh rio
untuk tidur,rio pun sekarang gentian aku tindih ,aku menempel di tubuh
riooooooooo ,rio pun menggesek gesek kan kontolnya ke kontolku yang
penuh akan pejuhhhhhh lalu aku mencium kembali mulut rio
Mulut rio yang masih ada sedikit pejuh dariku langsung saja aku jilat
sehingga pejuh itu masuk ke mulutku
Rasanya asin asin gimana begitu ……
Aku pun berdiri dan ,rio pun serasa dapat code ,ia kini tengkurap dan
pantatnya sedikit di naikkan ke atas aku pun menghusap kontolku
Dan dengan perlahan aku dengan tanganku memassukkan kontolku ke pantat Rio
Rio pun menjerit karena merasa kesakitan
Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,awwwwwwwwwwwww,
Jeritanya pun semakin keras tat kala aku mulai memassukkan sedikit demi
sedikit kontolku ke pantatnya
Owhhhhhhhhhh sakit yan owhhhhhhh
Sku pun mrmsdukksn kontolku perlahan hingga akhirnya kontolku masuk
semuanya
Owhhhhhhhhhh blessssss
Aku lalu menyodokkan kontolku pelan pelan owh yeahhh
Mmmmmmmmm uhmmmmmm
Aku memaju mundurkan kontolku ke pantat Rio ,rio pun berusaha menikmati
"rio rasanya nikmat yo"
Oh yeahhhhhh
Kontolku pun aku sodokkan sekali lagi ,maju mundur tepat di pantat rio
hingga dalam,yeahhhhh uhmmmmmm ahh
Mmmmmmmmmmm aku menambah kecepatan menyodok kontolku ke pantatnya
Ia semakin merintih kesakitan
Owhhhh yeahhhhhhhh ohhhhhhh enak yan
Ia semakin memerah mukanya ,akupun semakin menggila
Ku sodokkan kontolku berkali kali
Ia hanya kesakitan owhhhhhhhh yeahhhhhhhh
Owhhhhhhhhh
Tubuhnya yang sexy begitu mempesona ,aku pun menganggapnya ia seorang cewek
Lalu aku berganti posisi kini aku berbaring dan dengan sigap rio paham
dan ia memaju dan turunkan pantatnya
Terlihat ia sangat menikmati kontolku ini
Aku pun menyodoknya lagi kini ia terlihat begitu mempesona ,aku pun
memegang kontolnya dan mengocoknya sambil ia menaik turunkan pantatnya
dari kontolku
Kontolnya terasa begitu hangat aku semakin cepat mengocoknya
Dan ia semakin cepat menaik turunkan pantatnya hingga kontolku mulai
akan keluar
Yooooooooooooo kontolku mau keluar yooooooo
Kamu keluarin aja yang owhhhhhhhhhhh
Yeahhhhhhhhhhhhhhhh owhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Akhirnya aku tak kuasa lagi menahan pejuhku
Crottttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt
Crot
Crotttttttttttttttttttttttt
Owhhhhhhhhhhhh yeahhhhhhhhhhhhhhh mmmmmmmmmmmmmmmmm ohhhhhhh
Aku pun menyodokkan kontolku
Yeahhhhhhhhhh
Fuck yo fucking ass hole
Aku pun akhirnya ngencrettttttttt di pantat rio terasa begitu nikmat
,begitu sempit dan begitu asyikkkkkkk
Yeahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm ,tak beberapa gentian rio yang ngencret karena
kontolnya terus aku kocokkk
Yeahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh yan enak yan mmmmmmmmmmmmmm
Crot
Aku pun melepas kontolku dari pantat riooooooooo
Aku pun menggelepar di samping rio rio pun capek dan demikian pula aku
,aku memandang rio mia meandangiku juga
Aku tak menyangga kami melakukan semua ini
Aku mendekatkan mulutku ke rio
Rio punnnnn menciumku
"yan aku senang dan cinta padamu ,aku rela kau jadikan pelampiasan
nafsumu,maukah kau jadi pacarku yan"
"makasih banyaka yo ya pagi ini aku benar benar puas sekali ini kali
pertama aku ngentot ma kamu"
"I love u" rio pin segera memelukku sehingga kontolkami bergesekkan lagi
"I love u too" aku pun kembali mencium rio
Kami berdua akhirnya tidak jadi berenang
Aku terlanjur tidur bersama rio sampai sore
Sejak saat itu rio menjadi pelampiasaanku
Aku sangat mencintai rio
Friday, May 10, 2013
Polisi Duren Ber kontol Besar
Monday, January 28, 2013
Kisah Nyata: Ternyata Ayahku seorang Gay dan aku juga
Waktu kecil sungguh adalah masa yang sangat
membahagiakan bagiku. Limpahan kasih sayang kurasakan dari orangtuaku. Pun
secara materi, kami juga tidak kekurangan, hingga seringkali aku dihadiahi
mainan2 yang membuatku merasa anak paling beruntung di dunia ini. Kasih sayang
yang kuterima bertambah komplit, karena aku merupakan cucu pertama, maka ke dua
kakek nenekupun sangat memanjakanku.
Kebagian yang kuterima lambat laun kurasa berkurang.
Saat usiaku sikitar 10 tahun, ibuku makin jarang di rumah karena kesibukanya.
Tetapi ayahku, yang membuka toko dirumah, selalu mencoba menghiburku. Ya, ayah
bagiku adalah sosok paling sempurna di mataku, beliau selalu ada jika aku
butuhkan, aku seperti tak berdaya jika tak ada ayah. Walau menurut orang lain,
ayah terlalu santun dan lembut untuk ukuran seorang lelaki, tapi bagiku beliau
adalah segalanya. Ketidak hadiran ibu yang makin sering, dengan alasan
pekerjaan, tak berpengaruh banyak bagiku, walau aku merasa sedikit terabaiakan.
Belakangan, seringnya ibuku sibuk, kerap membuat orang tuaku bertengkar. Walau
ayah selalu membawa ibu ke kamar jika mereka beradu mulut, tapi aku mengetahui
bahwa mereka ada masalah. Kadang aku merasa kasihan terhadap ayah, beliau
selalu mengalah, jika ibu ada di rumah, ibuku bak seorang ratu yang terus
dilayani oleh ayahku. Bahkan untuk mengambil air minumpun, kadang ibu menyuruh
ayah. Sesekali aku suka merasa jengkel terhadap ibu. Tapi kepadaku, ibu juga
selalu lembut dan tidak pernah marah meski ibu sedang kesal terhadap ayah.
Akhirnya, di usiaku yang 12 tahun lebih, mereka memutuskan untuk berpisah, aku
ingat betul waktu itu ibu baru pulang, karena memang sudah sekitar 3 bulan ibu
memutuskan diam di rumah orang tuanya dulu. Sore itu mereka memanggilku, mereka
tidak mengatakan cerai, tetapi akan tinggal terpisah. Mereka mengijinkan aku
untuk tinggal dimanapun kalau aku suka. Tak lebih dari seminggu, ayah
meninggalkan rumah, pindah kerumah kontrakan, untuk sementara. Disana ayah
kembali membuka toko. Sedang rumah yang kami tinggali, mereka akan jual. Ibu
kemudian pindah kerumah nenek. saat itu, aku bingung, tapi karena sekolahku
lebih dekat ke rumah nenek, aku jadi ikut ibuku untuk sementara.
Saat itu, merupakan mimpi buruk bagiku, hal yang tak pernah aku bayangkan sama
sekali, ketika aku bertanya kepada ibuku, kenapa mereka tinggal terpisah, ibu
hanya bilang suatu saat aku pasti mengerti, karena mereka sudah tidak ada
kecocokan. Ayahku sendiri selalu mengajaku bicara. Menyakan perasaanku ketika
itu. Beliau berusaha supaya aku tidak merasa menjadi korban.
"mungkin ayah menyesali senua yang terjadi, tapi satu hal yang tak pernah
ayah sesali dalam hidup ayah, yaitu, ayah mempunyai kamu, kamulah harta ayah
yang paling berharga”. Begitu kata ayah ketika dia pertama kalinya membawaku ke
rumah barunya. Saat itu ayah terus memeluku, dan kulihat matanya merah. Mata
ayah memang sudah seminggu ini sembab. Jika ditanya, ayah hanya merasa bersalah
terhadapku. Kata-kata ayah itu selalu aku ingat dan membuatku kuat.
Aku tahu bahwa mereka dijodohkan oleh orang tua. Tapi kulihat mereka cocok dan
bahagia. Walau ibuku lebih dominan. Waktu itu aku bertanya dalam hati, apa
benar rumor tetangga yang mengatakan ibuku mempunyai kekasih lain. Pertanyaan
itu terus berkecamuk di kepala.
Hari pertama tinggal dirumah nenek, sungguh membuatku tersiksa, pagi hari, ibu
membangunkanku, biasanya ayah yang melakukanya. Dengan langkah terseret aku
berjalan menuju kamar mandi. Biasanya jika aku malas, ayah yang mengendongku,
bahkan memandikanku. Ya, ayah tak jarang memandikanku, meski usiaku bukan anak
balita lagi. Ayah memang selalu melakukanya jika aku malas mandi. Jika
bujukanya tidak mempan, beliau akan mengendongku, dan mau tak mau aku mandi.
Hari itu, aku langsung ke rumah ayah, dan mengadu tentang kejengkelanku.
“ya sudah, tak baik kalau selalu mengeluh, disini dulu aja, nanti sore ayah
antar pulang.” katanya. Hari sabtu pertama perceraian mereka, aku langsung
menginap dirumah ayah. Ayah bersikap seolah tak terjadi apapun. Sore hari aku
bahkan dimandikanya.
"kamu kan sudah besar, harus belajar mandiri” kata ayah waktu itu.
Dan selang beberapa bulan, saat kurasakan burungku mulai gatal dan kemudian aku
mengalami mimpi basah, aku tak ragu membicarakanya kepada ayah, karena kami
sudah berjanji untuk saling terbuka dan tak boleh ada rahasia. Ayah bicara
lembut sambil membelai rambutku.
“nah, bearti kamu sudah besar, sudah baligh, jadi harus hati-hati dalam
bergaul.” katanya.
Meski begitu, sifatku tetap saja manja. Selain itu banyak Sifatku yang kata
sebagian orang banyak sekali mirip ayahku.
Akhirnya kira-kira setahun setelah mereka berpisah, tak sengaja aku melihat ibu
berjalan dengan seorang pria yang usianya mungkin sama dengan ibu. Saat itu aku
melihat mereka didalam mobil. Amarahku langsung mendidih, inikah jawaban atas
semua pertanyaan ku, ternyata benar, selama ini ibu merasa kurang mendapat
materi dari ayah, itu yang kufikirkan saat itu. Waktu itu, aku langsung ke
rumah ayah, dan berdian diri di kamar.
“ada apa, dari tadi gak makan?" kata ayah.
Ayah sampai menelpon ibu dan bilang aku akan menginap setelah aku bilang ke
ayah tak mau pulang. Ayah terus membelaiaku, akhirnya aku bercerita tentang apa
yang ayah lihat.
“Yud, ayah dan ibu sebenarnya sudah bercerai, jadi ibu berhak mendapat yang
lebih baik, bukan salah ibu, itu sudah diatur Tuhan” itu kata-kata ayah, selain
kata-kata lainya yang diucapakan ayah, guna memberi pengertian terhadapku.
Akhirnya, akupun sedikit luluh, saat ayah menyuapiku didalam kamar.
“ayah juga harus cari istri, buat urus ayah” kataku.
“kalau ayah masih lebih suka sendiri, lagian nanti takut gak cocok sama kamu,
mending kosentrasi cari uang buat sekolah kamu nanti". Begitu kata ayah
waktu itu.
”apa ayah gak kesapian?" tanyaku.
“kan ada kamu” kata ayah.
“hayo mandi, ayah juga mau mandi, dah mau maghrib” kata ayah.
Sore itu, dengan rasa sayang dan iba terhadap ayah, aku mengosok punggung ayah,
hal yang bukan pertama kalinya aku lakukan, tapi saat itu, aku benar-benar
merasa sangat sedih.
“kok ngelamun, cepat gosokinya, ayah keburu dingin, nanti kamu juga masuk
angin” kata ayah.
Perlahan, aku mencoba untuk tidak selalu mengingat perpisahan orang tuaku, ayah
menyuruhku untuk giat belajar, daripada mengingat kejadian buruk dalam hidup.
Ayah malah menyuruhku untuk meminta pendapat orang lain, sebagai bahan
pertimbangan jika aku ada masalah. Dan biasanya aku bertukar pendapat dengan
sahabatku, Danang, yang setahun lebih tua dariku. Kebetulan orang tua Danang juga
bercerai, bahkan semenjak Danang kelas 3 SD. Ayahnya yang keturunan arab, sudah
meninggalkan ibunya demi wanita lain.
”kamu masih lebih beruntung, keluarga kamu semuanya menyanyangi kamu" kata
Danang, yang mulai akrab denganku sejak aku ikut pramuka, walau akhirnya aku
tidak melanjutkanya.
Dan akhirnya kira-kira tahun kedua perceraian ayah, terjadi hal yang diluar
nalarku, hal yang akhirnya mengubah jalan dan pandangan aku akan hidup ini.
Pagi itu, ayah menelponku dan mengingatkanku untuk sekolah, dia malah
menanyakanku apa akan datang kerumah, aku bilang tidak. Tapi pagi itu jam
pertama dan keduaku gurunya tidak ada, entah fikiran apa yang terbersit, aku
akhirnya pulang tanpa ijin. Asalnya aku mau pulang kerumah, tapi kira-kira jam
8 lebih, aku akhirnya memutuskan kerumah ayah. Saat sampai, kulihat toko ayah
masih tutup, padahal waktu sudah jam 9 lebih. Aku akhirnya membuka pagar, dan
kulihat di belakang toko, tersembunyi ada becak. Aku sempat heran, mungkin ayah
dibelakang, fikirku, saat itu kulihat keanehan lain, tirai jendela tertutup
setengah. Akhirnya dengan melewati celah sempit samping rumah, aku berjalan
pelan, hendak aku panggil dari dekat kamar ayah, fikirku saat itu.
Tapi saat mendekati kamarnya, aku samar mendengar orang cekikikan, akhirnya
pelan aku dekati jendela kamar ayah, yang letaknya memang paling belakang.
“kamu kangen ya?" kata ayah.
“iya mas” kata orang menjawab, yang bikin aku kaget, yang menjawab suaranya
seorang pria, sedang ayah suaranya sedikit dimanja-manjakan. Rasa penasaran
menyelimutiku, pelan-pelan, aku mendekati jendela, dan mengintip di balik celah
tirai. Sungguh, pemandangan yang sangat tak biasa aku saksikan, saat itu
seorang pria yang kebetulan aku kenal, sedang berdiri bertelanjang dada, dan
mengenakan celana training. Yang menjijikan, ayah tengah asyik mengulum putting
susu pria yang aku kenal sebagi tukang becak yang kadang mengantar ayah
belanja. Sebut saja Slamet, pria berusia sekitar 27 tahun itu, aku bahkan mengenalnya,
karena pernah beberapa kali bertemu, bahkan aku tahu kira-kira 8 bulan lalu,
ayah meminjamkan uang untuk pernikahanya.
Ayah seperti bukan yang aku kenal, dia seperti seorang yang kelaparan dan terus
menjilati tubuh kelam mas Slamet, tubuh yang urat-uratnya seperti mau keluar itu,
bagai mainan bagi ayah. Bahkan tak lama kemudian, ayah menurunkan celana mas
Slamet, dan tanpa ragu langsung mengulum kontol mas Slamet, kulihat mas Slamet hanya
memejamkan matanya.
“enak mana sama istrimu” kata ayah manja.
“enak hisapan mas” kata Slamet, seperti seorang penjilat yang berusaha
menyenangkan ayah.
Tak lama ayah membuka sekuruh pakainya, saat itu mas Slamet juga menurunkan
celanaya. Dan untuk pertam kalinya, aku melihat kontol ayah yang tegang.
Padahal selama ini, meski kadang mandi bersama, tak pernah sekalipun aku
melihat kemaluan ayah berdiri seperti itu. Mas Slamet langsung berbaring dan ayah
kembali mengulum kontol mas Slamet, aku sebenarnya ingin pergi, tapi entah,
kakiku kurasakan berat sekali. Sesaat kemudian, ayah naik diatas tubuh mas
Slamet, perlahan dia mengoleskan sesuatu di kontol mas Slamet, kembali aku
terbelalak, dari belakang dapat kulihat ayah berusaha memasukan kontol mas
Slamet, dan tak berapa lama, kontol itu dengan mudah masuk ke pantat ayah.
Kulihat ayah mengerakan pinggul, persis wanita yang ada di film, yang aku
tonton secara sembunyi-sembunyi bersama Danang.
Melihat itu, aku seperti bukan melihat ayah, tapi melihat orang asing, tak
lama, ayah bergeser kesamping dan nungging, mas Slamet seperti sudah tahu,
langsung menancapkan kontolnya dan mengenjot ayah sambil memegang erat pinggang
ayah. Satu tanganya kulihat mengocok kontol ayah, adegan itu terus kusaksikan,
sampai akhirnya ayahku mengambil baju miliknya dan menutup kemaluanya, dari
mulutnya keluar kata-kata.
“ahh, enak, enak”. Sesaat kemudian, mas Slamet pun mendesah hebat, hingga
tubuhnya tersungkur di punggung ayah. Aku cepat-cepat pergi, dengan beribu
fikiran di benakku.
Sejak kejadian itu, hampir seminngu aku tak ke rumah ayah, dan itu tentu saja
membuat ayahku terus menelponku. Akhirnya aku fikir, nanti ayah curiga. Jadi
aku kemudian datang.
Ayah langsung percaya saat kubilang "gak enak badan, jadi gak
kemana-kamana takut sakit”. Tapi sesekali dia menanyaiku tentang aku yang
sesekali terlihat melamun. Aku bahkan sedikit menolak waktu diajak mandi
bareng.
“aku kan dah besar, mau belajar mandiri” kataku. Ayah sangat senang mendengar
itu, walau tiap malam dia tetap berusaha mengeloni aku. Akhirnya sejak kejadian
pertama itu, aku beberapa kali berusaha datang pagi jika ada waktu bebas, tapi
tak pernah kupergoki ayahku lagi, sampai akhirnya, kira-kira 3 bulan kemudian,
aku kembali mengintip dia bersama lelaki muda lain yang aku tak kenal, tak
sampai 3 minggu, giliran mas Slamet kembali yang aku lihat mengagauli ayahku.
Dan kemudian, suatu hari, aku sengaja memancing ayah berbicara. Malam itu, aku
sudah dikamar ayahku menyaksikan tv.
“yah, boleh tanya gak? apa ayah waktu nikah sama ibu masih perjaka?"
kataku.
“iya" mang kenapa.
“gak, temanku cerita, dia sudah gak perjaka” kataku.
“oh ya, tapi kamu masih kan?" kata ayah.
“iya”.
“tapi yah, gimana kalau aku gak kuat nahan, dan kebabaslan” tanyaku.
“ya, mudah-mudahan jangan, nanti berabe kalau wanitanya hamil, mang dah punya
pacar ya?" kata ayah.
“ada sih ya yang aku taksir, cantik” kataku berbohong.
“iya, tapi hati2-hati ya, jangan berdua-dua aja” kata ayah.
“tapi gimana ya yah, kan kadang nafsu seringnya gak bisa dikendaliin?"
tanyaku.
“ya iyah, susah juga” kata ayah.
“temenku banyaknya bilang onani aja" kataku.
“oh, mungkin lebih baik dari pada main perempuan?" kata ayah.
"bahaya gak sih yah kalau kebanyakan onani” kataku.
“kan dulu ayah bilang, biasanya perasaan bersalah aja yang timbul, mang kenapa
sih nanya-nanya gitu, kamu dah mulai onani ya?" kata ayah.
“gak kok yah” jawabku.
Aku tahu ayah pasti tidak percaya, dia kulihat hanya senyum. Pernah suatu kali
ayah bertanya kenapa aku lama di kamar mandi, aku berbohong kencing. Tapi ayah
senyum saat memakaikan celana dalam dan melihat kontolku merah.
“kalau nyabunin burung, jangan kenceng, nanti perih, pelan-pelan aja” kata ayah
waktu itu, aku hanya senyum.
“soalnya aku suka diledek terlalu kalem yah, jadinya aku berusaha punya pacar”
kataku.
“ya, jangan alasannya itu, alasan harus cinta, supaya langgeng” kata ayah.
“nanti kaya ayah ya, kan dijodohin, jadi gak cinta bener” kataku.
“gak juga” kata ayah sambil mencubit pinggangku.
“yah, ada anak SMA, ngajak kenalan, tapi cowok, terus mau kasih-kasih hadiah
gitu, aku gak mau, kata teman-teman jangan-jangan dia homo” kataku.
“iya, kamu harus hati, tapi ingat, kamu jangan sampai memperlihatkan
ketidaksukaan kamu, kan gak ada orang yang mau jadi homo” kata ayah.
Aku agak tertegun mendengar jawaban ayah, kalau gak ada yang mau, kenapa ayahku
homo.
“lalu kenapa dia jadi homo” tanyaku.
“banyak faktor, ada bawaan, salah gaul, coba-coba” kata ayah,
“dulu aku ada yang ngeledek gitu juga ya, gara-gara akrabnya sama Danang, jadinya
males lagi pramuka” kataku.
“yang ledek jangan didengerin” kata ayah.
“kalau aku homo, ayah gimana?"
tanyaku.
“wah, jangan sampai, tapi apaun kamu, kamu tetap anak ayah dan ayah akan selau
sayang sama kamu."
Entah, ayah selau bijak dalam menjawab, tapi ketika bersama pria, kulihat ayah
seperti seorang gadis dilanda cinta, aku jadi bingung.
Hal-hal yang kusaksikan pada ayah, membuatku terus melamun, sesekali, bayangan
badan mas Slamet, yang berotot, dan berkontol besar, kadang menganggu fikiranku.
Meski akhirnya aku mempunyai pacar wanita cantik, tapi disisi lain, bayangan
pria yang menyetubuhi ayah, atau bayangan wajah ayah yang sepertinya melambung
ke angkasa kadang selalu terlintas. Hingga akhirnya, rasa penasaranku
mengalahkan segalanya. Hari itu aku sengaja menyakan Danang tentang kaset, meski
dia telah ke SMA, tapi kami tetap berhubungan baik.
“ada nanti kerumah aja" kata Danang siang itu.
Akhirnya sore hari, aku main ke tempatnya.
“ibu kamu ke mana?" tanyaku.
“biasa, jam 8 malam baru pulang" kata Danang.
Akhirnya kamipun menyaksikan adegan demi adegan. Biasanya kami hanya diam dan
menonton tanpa membahas. Tapi saat itu aku bertanya kepadanya.
“duh, gimana ya rasanya di isap gitu?" kataku.
“iya” kata Danang.
“Mir kamu bangun gak?" tanyaku.
Danang mengangguk,
"aku juga." kataku. “arab katanya gede ya?" kataku.
“ah, biasa aja, tapi bulunya mayan banyak, sejak 6 SD, aku dah berbulu”
katanya.
“aku sih sekarang aja masih jarang."
“liat coba” kata Danang.
“tapi kamu dulu aku liat” kataku.
Danang akhirnya membuka seletingnya, perasaanku saat itu campur aduk, dan benar
saja, kontol Danang ternyata diatas rata-rata anak SMA, dengan sedikit melengkung
bagian atas dan batang lebih lebar.
“aku mah kecil” kataku.
“mana?" kata Danang melihat kearah kontolku, perlahan akupun membukanya.
Itulah, selama ini kalau nonton saling diam.
”ah, mayan juga, lurus lagi" kata Danang. Tiba-tiba Danang meraba kontolku.
Akupun melakukan hal yang sama, kami saling cekikikan.
“dah pernah ma cewek?" kataku.
“belum lah, takut hamil”. Aku mengangguk.
“berani gak ngisap” kataku.
“berani, asal kamu juga, aku kan belum pernah ”kata Danang.
“tapi kamu duluan” kataku.
Akhirnya perlahan Danang mendekatkan mulutnya, aku antusias, malah celananya
makin lebar ku buka. Kurasakan nikmat saat Danang mengulumnya, walau hanya
gerakan ringan naik turun mulut, kemudian Danang berhenti.
“aku sekarang” kata Danang.
Akupun melakukan hal yang sama, juga hanya naik turun mulut dan sebentar.
“ih, rasanya aneh” kataku, dan kurasakan ada bulu nyangkut di gigiku, Danang
mengangguk dan tersenyum.
“lagi yuk, tapi bareng” kata Danang, aku mengangguk, akhirnya pelan tapi pasti,
kamipun saling mengulum kontol, sampai akhirnya kurasakan ada aliran yang akan
keluar.
“aku mau keluar” kataku dengan nafas terengah. Danang cepat mengambil handuk, lalu,
ahh, ahh, spermaku kutumpahkan di handuk. Kulihat Danang mengocok kepala
kontolnya, tak lama diapun mengambil handuk yang sama, akhirnya ahh ahh, sperma
ami kulihat tumpah, jauh lebih banyak, malah kulihat urat-uratnya sampai
seperti mau keluat saat kepala kontol Danang kembang kempis.
“enak ya, tapi janji, jangan bilang siapa-siapa ya?" katanya, aku
mengangguk.
3 hari kemudian, kami mengulanginya, bahkan kami berani saling mengisap
payudara, saat itu aku berfikir, inikah yang ayah rasakan. Usiaku belum lima
belas, tapi aku mulai memahami nikmatnya bercinta dengan sesama. Lebih gilanya,
hati kecilku berkata, aku ingin bercerita kepada ayah, hal yang selalu aku
lakukan jika mengalami sesuatu, bahkan mimpi basahpun aku berani cerita, tapi
apakah untuk hal ini aku berani, aku mungkin akan di kira ayahku gila.
Tapi akhirnya, akupun mencobanya, biar ayah fikir aku gila. Malam itu, aku
tidur dikamar ayah, hawa sedikit panas, aku membuka bajuku dan hanya mengenakan
boxer tanpa celana dalam. Kupeluk ayah dari belakang, akupun bersikap tenang
dan berusaha jail seperti dahulu waktu kecil. Kuraba-raba perut ayah.
“kamu ya, becanda aja” kata ayah.
”sana pake baju, nanti masuk angin” kata ayah.
“panas gini" kataku.
Pelan, aku mulai meraba bagian pusar ayah.
“yah, burung ayah kalau bangun gede ga?" kataku.
"ya biasa aja, kamu bukan dah liat” kata ayah, kemudian berbalik
menghadapku, lalu dia menarik tanganku dan meletakanya dipinggangya.
“belum kalau bangun, soalnya tidur melulu” kataku.
“mang gak bisa bangun ya yah” kataku.
“bisa, tapi harus sama cewek” kata ayah.
"kalau sama aku dipegang, bangun gak?" kataku.
“ya gak lah, anak sendiri masa bangun” kata ayah.
”aneh, ada apa nih, hayo cerita” kata ayah, aku asalnya menolak, tapi bujukan
ayah kembali menenagkanku.
“tapi ayah jangan marah” kataku, dia mengangguk.
“aku dipegang-pegang orang yah, jadi keluar” kataku. Ayahku sedikit kaget, tapi
kulihat dia tenang kembali.
"Cuma dipegang aja kan?" katanya, aku mengangguk.
“siapa, pacar kamu?" tanyanya,
”hati-hati, awalnya megang, lama-lama kebablasan” sambung ayah.
“bukan yah, teman sekelas, cowok, waktu kemarin renang” kataku bohong.
“wah, hati-hati, nanti melakukan lagi, lama-lama, kami jadi lebih jauh sama
cowok” kata ayah. “ayah marah ya?" kataku.
“gak, tapi hati-hati aja, kan kamu takut jadi homo” kata ayah.
“kalau aku homo, ayah pasti gak ngaku anak lagi ya?" tanyaku.
“jangan ngomong ngelantur ah, ayah akan selau sayang, tapi jangan jadi homo
ya?" katanya.
“mang napa ya?" kataku.
“kan dilarang agama” kata ayah.
Aku sempat diam, tapi kemudian kupeluk ayahku.
”yah, kok aku jadi bangun ya?" tanyaku sambil kukeluarkan kontolku.
“ih nih anak, masukin, mana bulunya dah hitam lagi, malu dong” kata Ayah.
“aku ma ayah gak malu, kan kata ayah kalau ada apa-apa ayah ingin ayah yang
pertama tahu." kataku.
“iya, makasih ya dah jujur, mudah-maudahan seterusnya kamu tetap terbuka sama
ayah” kataku.
“tapi ayah terbuka juga gak ma aku” kataku.
Kesempatan fikirku waktu itu.
”ya iya, mana ayah ada rahasia” kata ayah.
“coba jujur, apa ayah benar-benar cinta ibu?" kataku.
"kalu jujur, kamu marah gak?" kata ayah.
"aku janji gak akan marah apapun yang ayah ceritakan” kataku.
“ayah sebenarnya tidak begitu cinta, tapi ayah gak tega menolak keinginan orang
tua” kata ayah.
“lalu ayah kenapa mau dinikahkan” kataku.
“ayah hanya ingin menjadi anak baik, karena selama ini hidup ayah penuh dosa”
kata ayah.
“maksud ayah” tanyaku.
“ya iya, ayah belum bisa balas kebaikan orang tua, jadi ayah merasa dosa” kata
ayah.
Aku tahu bahwa ayah sedikit berbohong juga.
“ada satu lagi, tapi ayah jangan marah, dan akupun gak akan marah dan akan
berusaha memahami ayah” kataku,
”maksud kamu” kata ayah bengong sambil membelai rambutku.
“aku pernah ngintip ayah sama mas Slamet” kataku. Kulihat muka ayah merah.
"kamu” kata ayah.
“aku gak sengaja, tapi aku gak akan marah kok yah” kataku.
Kami akhirnya diam, entah, aku hanya menunggu ayah bicara. Tapi dia terus diam,
malah memandang langit-langit dan tak berani melihatku, kulihat sudut matanya
mengeluarkan air mata.
“ayah jangan nangis, mungkin sebaiknya aku tadi tak bilang."
“gakpapa, ayah malah aneh, merasa lega, tak menyangka kamu sedewasa itu,
maafkan ayahmu yang bejat ini ya?" kataku.
“aku juga dah sedikit bejat yah, hehehe" kataku.
“maksud kamu, pasti kamu gak hanya megang” kata ayah mendelik.
“sumpah yah, cuma onani bareng, tapi kemudian megang punya teman." kataku
berbohong.
“sama siapa?" kata ayah.
“nanti kalau sudah siap pasti aku kasih tahu” kataku.
“ah, paling Danang” kata ayah.
“ada deh" kataku.
Aku kembali memeluk ayah, sesekali aku iseng merba kontol ayah.
“kamu benar baru megang-megang aja?" tanya ayah lagi.
“bener yah, sebenarnya kan ayah bilang, apapun ayah harus yang pertama tahu,
asalnya aku malah ingin ayah yang onanin, tapi pasti ayah sangka aku gila”
kataku.
“iya, nanti ayah dikira ayah bejat dan gila"
“tapi yah, kalau aku sih, lebih baik tahu dari ayah dulu dari pada orang lain”
kataku.
“maksud kamu ayah yang nyabunin ini kamu” kata ayah sambil meremas kontolku.
Aku mengangguk.
“saraf kamu ya?" katanya tertawa.
“kan turunan ayah” kataku.
"yah, mas Slamet kontolnya gede ya? apa aku bisa segede itu nanti” kataku.
“kamu kan masih numbuh, pasti bisa, sekarang aja gede mau ngalahin ayah” kata
ayah .
”masa” kataku sambil meraba-raba daerah kemaluan ayah.
“ayah jangan marah yah kalau aku jujur dan gila” kataku.
“gak lah, semuanya juga mungkin karena ayah juga" kata ayah.
“aku sebenarnya maunya ayah yang pertama merasakan tubuh aku, atau sebaliknya,
aku gak mau orang lain” kataku.
"tapi mana mungkin, kita sedarah, nanti katanya bisa gila” kata ayah.
“gakpapa, kalau gilanya bareng ayah, nanti satu rumah sakit” kataku, ayah
tersenyum.
“yah, sebenarnya aku mau tahu yang lain, aku mau tahu rasanya nyodok atau
mungkin disodok, tapi sama siapa, sama teman aku gak mau, mereka takutnya dah
pernah sama orang lain, masa mereka dapet yang baru aku sisa” kataku.
“terus, maksudnya” tanya ayah.
“ajarin aku yah, sodok aku” kataku pelan.
“kamu ini, mana mungkin” kata ayah sambil meraba rambutku lembut.
“gakpapa, aku rela, aku ingin tahu rasanya” kataku.
Ayah merangkulku.
“ya yah.." kataku.
Ayahku diam, entah, saat itu, itu merupakan tanda dia mengijinkan fikirku saat
itu. Tanganku akhirnya kugerakan mencoba mengusap pusar ayah, ayah diam dan
hanya senyum, saat tanganku makin masuk, diapun hanya diam.
“ayah marah gak?" tanyaku, dia mengeleng.
Perlahan aku melepaskan celanaku, kulihat kontolku telah berdiri.
“ayah buka juga dong” kataku.
Perlahan ayahku mulai menurunkan celanaya, kaosnya aku yang bantu buka, kami
akhirnya telanjang bulat, kami sempat cekikikan.
“ayah gak tega” kata ayah.
“gakpapa yah” kataku.
“terus habis gini ngapain” kata ayah.
“kok ayah yang tanya?" kataku sambil berbaring diatas tubuh ayah.
Tiba-tiba, saat kontolku berdempetan dengan kontol ayah, kurasakan kontolnya
bergerak.
“ih, katanya gak bisa bangun” kataku. Ayah hanya tersenyum.
“kamu sudah besar ya, ayah gak merhatiin, burungnya gede juga" kata ayah.
“ayah mau? boleh” kataku, aku kemudian menyuruh ayah tengkurap, aku lalu
memijat punggung ayah.
“ayah, lotionya ditaruh di mana?" kataku.
“ayah menunjuk lemari” aku membuka lacinya.
"kok kamu tahu" kata ayah.
“ngintip ayahnya kan bukan sekali, tapi ayah kok orangnya item-item” kataku.
“dasar” kata ayah.
Saat aku mengoleskan lotion di kontolku dan kemudian menganjal perut bawah
ayah. Ayah sempat berkata.
“Yud, mending jangan, kita dah terlanjur jauh, ayah gak mau kamu jadi rusak”
kata ayah.
“kalau gak sama ayah juga, nanti rusak ma orang, kalu mau rusak, rusak aja yah”
kataku.
Akhirnya ayah diam. Ayah menyuruhku mematikan lampu, hanya ada cahaya
samar-samar dari luar kamar. Saat perlahan aku mulai memasukan kontolku ke
pantat ayah, kulihat ayah hanya memejamkan mata sambil terus tertelungkup,
perlahan aku mulai memaju mundurkan kontolku, sesekali keluar kata ahhh dari
mulutnya.
Hanya kira-kira 15 menit, aku mengenjotkan kontolku di lubang pantat ayah.
“yah aku mau keluar” kataku.
Ayah kemudian bergerak, hingga kontolku lepas, dia kemudian menghadap kontolku.
“keluarinya di mulut ayah” katanya.
“ayah gak jijik” kataku.
“gak, ayah mau jadi yang pertama menelan sperma anak sendiri."
Akhirnya kuraskan ayah menghisap kontolku, lembut, tapi kuat dan nikmat,
akhinya akupun meregang dengan tangan ayah mendekap pantatku. Perlahan
kuperhatikan kontol ayahpun sudah memerah, aku lalu menghisapnya walau ayah
awalnya menolak, tapi kemudian, dia hanya bisa meremas kepalaku lembut. Diapun
kemudian menumpahkan spermanya, tapi diatas bantal.
“jangan Yud, jangan dimulut kamu, ayahkan sudah sering keluar” kata ayah.
Sejak itu, sesekali kami mengulangnya, bahkan kemudian, ayah yang pertama
menyodomiku, walau dia terus terang berkata, tidak suka, lebih suka menjadi
yang di sodomi. Aku sendiri akhirnya melakukanya dengan Danang. Danang menjadi
korban pertama kontolku, dia yang memang belum pernah dan tak suka di sodomi,
terpaksa mau melakukanya jika aku minta, karena kesepakan kami yang harus
menerima satu sama lain, walau akhirnyai aku kemudian menjadi lebih banyak di
sodok Danang. Bahkan bersama ayah, aku membuat sebuah kesepakantan. Aku membawa
Danang ke rumah, saat dia menyodomiku, ayah yang berpura-pura tak di rumah,
mengintipku, begitu juga ayah, jika ada mas Slamet atau yang lain, tanpa
sepengetahuan mereka aku mengintipnya. Bahkan ketika Danang memperkenalkan dengan
teman arabnya, yang berkontol jauh lebih besar dari mas Slamet, tapi usianya
lebih muda, dan berbulu sangat banyak. Ayah dengan diam-diam menyaksikan anak
kesayanganya di gempur oleh 2 orang pria. Ayah sendiri menyukai teman Danang,
tapi kesepakatan kami untuk tidak saling membuka kebobrokan kami, membuat ayah
hanya bisa meniru adegan kami dengan orang lain.