Tuesday, September 15, 2015

Di Toilet Sekolah SD

Namaku Ardy (Nama Samaran) Sekarang aku masih kelas 6 SD. Aku memiliki
kebiasaan yang tidak biasa yaitu menyukai sesama jenis. Hal ini dimulai
sejak kelas 3 SD. Awalnya aku hanya melihat video porno dari handphone
pamanku, karena penasaran bagaimana rasanya penisku mengeluarkan air
mani/sperma, akhirnya aku melakukan onani. Saat itu sebenarnya aku masih
normal tetapi aku berfikir bagaimana rasanya diperkosa oleh sesama
jenis. Karena itu aku mulai mengalami penyimpangan seksual. Jadi saat
onani aku membayangkan aku berhubungan dgn sesama laki-laki. Sejak kelas
3 sampai sekarang setiap hari pasti aku melalukan onani. Aku sudah tidak
bisa menghitung berapa kali aku melakukannya. Bahkan terkadang 1 hari
bisa onani 4 kali. Dan pertama kali melakukan sex dengan teman
sekelasku, dan ini baru berakhir tadi siang jam 13.00.
Awalnya seperti biasa paginya aku berangkat sekolah pukul 06.15. Lalu
pelajaran di mulai. Saat akan pulang pasti sekolahku melalukan sholat
dzuhur berjamaah. Sebelum solat aku memberi tahu kalau nanti aku mau
memberi tahu hal rahasia. Tapi di kamar mandi.
Setelah selesai sholat kami menuju kamar mandi, awalnya dia tidak tahu,
kalau aku akan melakukan hal itu. Dia hanya mengira aku hanya akan
membicarakan hal rahasia. Sesampainya di kamar mandi aku langsung
menutup dan mengunci pintunya. Langsung dia bertanya "Ada apa?" Lalu aku
memengang kontolnya yang belum di masih di dalam celana seragamnya. Aku
lalu berkata "Lihat dong" dia lalu membuka celananya sambil malu-malu.
Terlihat batang kontol yang masih lemas.Kemudian aku langsung jongkok
dan menjilatnya, tapi dia mundur sambil kebingungan, aku pun berkata
"Ayo dong! Sekali aja" dia akhirnya mau dan aku jongkok untuk mengulum
kontolnya. Saat masuk mulutku aku merasa ada yang asin dan manis di
kontolnya, sesaat kemudian kontolnya langsung tegang, dia terus melihati
kontolnya yang sedang aku jilati. Sesekali aku berhenti dan mengocok
kontolnya. Dia terkadang merasa kesakitan bercampur nikmat. Sayangnya
dia menyuruhku berhenti sebelum dia mengeluarkan spermanya. Padahal aku
berharap sekali spermanya muncrat di dalam mulutku. Setelah itu kami
saling membersihkan diri dan pulang kerumah masing-masing.

Sunday, September 13, 2015

CERITA NGENTOT SEDARAH

Semenjak kepergian suamiku empat tahun yang lalu, aku harus menanggun
beban keluarga seorang diri. Betapa repotnya mengurus dua orang anakku
yang masih kecil-kecil, sementara aku harus bekerja mencari nafkah.
Sedangkan keluarga dari mendiang suamiku acah tak acuh. Namun semua itu
aku jalani dengan tabah. Namun hal yang paling menyiksa saat usiaku baru
menginjak 30 tahun adalah kebutuhan batin yang sejak kepergian suami
tidak pernah terpenuhi. Hal itu aku rasakan ketika bangun tidur, setiap
pagi menjelang subuh gairah kewanitaanku selalu muncul. Aku sudah sekuat
tenaga untuk menahan diri selama tiga tahun. Namun pada pagi itu nafsu
sekku tambah bergejolak. Pentilku tegak, pengin dipilin jari-jari
lelaki, apalagi memekku gatel pengin ditusuk-tusuk kontol perkasa.
Aaah..., aku mendesah panjang berusaha menahan nasfu, namun sebaliknya
itilku malah tambah ngaceng. Pengin rasanya susu dan memekku dibelai
manja tangan lelaki perkasa. Pentilku yang dulu sering diemut oleh
mendiang suami, tambah tegang. Aaaah..., aku mendesah lagi manakala
jari-jariku mengusap-usap bagian memek sama itil.
Semakin kuat aku bertahan pada birahi yang setiap hari bergejolak,
birahiku semakin kuat, aku tidak tahan, aku ingin lelaki perkasa yang
mampu menuntaskan gejolak nasfu. Sementara itu anak lelakiku yang paling
sulung sudah tumbuh menjadi remaja gagap dan tampan seperti ayahnya.
Bila melihat postur tubuh anak sulungku, maka aku teringat pada
keperkasaan mendiang suami diatas ranjang. Yaah..., dulu setiap mejelang
subuh aku selalu merasakan keperkasaan kontolnya menusuk-nusuk memekku.
Bahkan ketika suami kerja malam hari, pada pagi sekitar jam 08.00 ketika
anak-anak sudah berangkat sekolah selalu mengulangi dan menuntas gairah
sekku.
Namun kali ini ketika anakku yang paling kecil sudah tertidur pulas, aku
mendesah-desah sendiri dikamar dekat anakku yang sulung. Sengaja aku
lakukan itu sambil telanjang bulat, sementara pintu kamarku aku biarkan
sedikit terbuka. Hal itu sering aku lakukan selama dua minggu, supaya
ada reaksi dari anakku yang sulung. Ternyata usahaku berhasil, ketika
malam minggu seperti biasa ketika sikecil sudah tidur pulas, aku segera
masuk kamar yang bersebelahan dengan anakku yang sudah tumbuh remaja.
Aku melirik kearah pintu yang sedikit terbuka, aku lihat anaku leleki
bungsukku sedang mengintip. Untuk memancing gairah anakku, sengaja aku
telanjalang bulat, dua kakiku aku buka lebar-lebar supaya memekku
terlihat. Remang-remang lampu kamar semakin nambah gairah nafsuku.
Aaah..., sambil mendesah panjang mataku melirik kearah ruang keluarga.
Dari sana anakku walaupun masih malu-malu memperhatikan tingkahku yang
sedang naik birahi. Kemudian aku gesar kearah pintu supaya anakku tambah
jelas melihat sekujur tubuhkku yang telanjang bulat. Usahaku berhasil,
anakku mulai mendekar kearah pintu. Aku sengaja memejamkan mataku
pura-pura tidur. Aku dengar langkah kaki mendekat dan masuk kekamarku.
Dari sudut mataku yang sedikit kubuka, aku melihat anakku sedang
memandang takjub pada bagian memekku yang polos tanpa sehelai jembutnpun
menempel. Lalu anakku mengalihkan pandangannya pada bagian susu dan
pentilkku yang sudah keras, tegak pengin diremas, dibelai, dikecong.
Kemudian mulai aku rasakan belaian tangan anakku pada bagian betis,
paha. Aku masih terus berpura-pura tidur sambil mendengkur. Belaiannya
terus merambat kebagian susu, pentilku mulai dipelintir. Aaah... aku
mendesah nikmata.
"Dang !! Kamu lagi ngapain." aku pura-pura kaget dan marah.
"Habis mama tiap malam selalu berisik. Aku kaget, pengin tahu. Apa mama
sedang sakit, kok telanjang begini." Anakku agak kikuk. Aku yang sudah
birahi tinggi tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Iya..., mama lagi sakit " aku raih pegang tanganya yang masih membelai
susuku. "Tolong pijitin susu mama yang lagi sakit ya Dang ? "
"Ya mama." Kemudian Dadang mulai aktif memijit-mijit susuku.
"Dang..., pentilku gatel, tolong dipijit ya." Aku mendesah nikmat.
"Ma... Dadang boleh nggak ngisep pentil mama, kaya waktu masih banyi."

"Sini, tiduran sambil ngisep pentil mama." Karena aku ijinkan, anakku
tidur miring dihadapanku. Wajah anakku tenggelam dalam dua gundukan susu
yang besar dan masih padat. Aku peluk mesra tubuh anakku yang makin
hangat. Sementara Dadang makin tambah kuat ngisep pentil susuku bagian
kiri, tangan kirinya meremas susu bagian kanan. Tanganku tidak tinggal
diam, membelai-belai bagian punggungnya. Sedikit demi sedikit, kancing
baju Dadang aku buka, aku raba dadanya sambil aku piling ujung petilnya.

"Aaaah..., mama geli mama, tapi agak enakkan." Dadang mendesah,
mendengus panjang. Aku tambah semangat menggugah birahi anakku.
Tanganku mulai turun sambil melepaskan semua kancing bajunya. Perutnya
aku usap-usap lembut. Dadang tambah menggeliat, inilah saatnya, tanganku
turun melepas celananya, menyusup pada bagian kontolnya yang sudah
tegang, pertanda kontol anakku lagi ngaceng.

"Dang susu diemut terus, aah... enak, terus...terus." Aku mendesah
nikmat sambil tangan kananku mengocok kontol Dadang yang tambah ngaceng.
Sementara jari-jari tangan Dadang yang sebelah kanan sudah masuk dalam
liang memekku yang makin basah. Aaah... itilku tambah cenut-cenut.
Kemudian kepala Dadang aku paksa turun kearah memekku.

"Dang... memekku dijilat dong." Pintaku dengan penuh nafsu. Dan
Dadangpun menuruti kemauanku, tanpa merasa jijik, mulutnya sudah melumat
memekku. Ah..., uuuaah...aku mendesah nikmat ketika ujung lidang Dadang
menjilat itilku yang sebesar biji kacang tanah.

"U...ukh...aaaah, itilku...iiiitiiiiiiilku mau pecah, terus Dang hisap
yang kuat." Mulut Dadang sangat kuat menghisap-hisap itilku, seluruh
tubuhku gemetar melepas gejolak nafsu. Akhirnya aku merasa lega, ketika
air pejuh muncrat membasahai bibiri dan wajah di Dadang.

"Dang...?" Kupanggil anakku mesara.

"Ada apa mama." Jawab Dadang sambil menyeka mulutnya yang belepotan air
pejuhkku.

"Kontolmu besar, panjang dan keras. Pasti sangat nikmat kalau
menusuk-nusuk memek mama." Aku menghiba minta anakku segera memasukkan
kontolnya dalam lubang memekku yang makin tambah gatel. Dadangpun
melenguh panjang, ketika dua telapak tanganku meremas-remas kontolnya
yang besar, ngaceng tegang perkasa kaya tugu.

"Dang..., kamu merangkak diatas tubuh mama, nanti masukkan kontol
panjangmu kedalam belahan memekku yang ada lobangny, yaa...." Aku
merubah posisi tubuhku teletang, sambil mengangkangkan dua pahaku
lebar-lebar. Tak lupa aku menunjukkan lobang memekku pada Dadang anakku.

"Ya... mama, apa lobang memek mama tidak sakit kalau ditusuk sama
kontolku." Dadang mengiyakan sambil menempat posisi tubuhnya bertumpu
pada dua tangannya tepat diatas tubuhku. Kontolnya yang besar dan
panjang sudah menyentuh belahan memekku, bahkan ujung celeknya yang
runcing nyentul pucuk itilku yang nonjol keluar.

"Aaaah... seetttt..., Dang nikamt banger." Segera dua tanganku merengkuh
pantat Dadang, seketika ablaslah kontolnya dalam lobang memekku.
Bleeess..., bles..., bleesek, kontol Dadang masuk pelan-pelan. Bibirku
meringis menahan nikmatnya sentuhan kontol Dadang pada dinding-dinding
lobang memekku yang masih gatel. Akupun mengimbanginya, pantatku yang
besar dan bulat aku angkat tinggi-tinggi, membiarkan batang kontol
anakku masuk semua tanpa sisa.

"Ma..., memekmu cenut-cenut, ngempot kontolku. Aaaah... itilmu nikmat
banget sayang." Anakku sangat bahagia menikmati empotan memetku yang
masih cenut-cenut gatel. Aku biar Dadang menenggelamkan seluruh batang
kontolnya dalam lubang memekku. Sementara dua tanganku meraih ujung
pentil Dadang, jariku mengusap-usap, aku pelintir gemas. Bibir dadang
meringis, mendesis seest..., uuaah...uaaaah. Tampaknya Dadang masih
bodoh urusan senggama, kontolnya masih terus diam tertanam dalam lobang
memekku. Aku maklum, anakku baru pertama kali ngentot memek.

"Daang..., coba naik turunkan pantatmu, nanti kontolmu bisa keluar masuk
pada memek mama." Perintahku dituruti Dadang sambil akat turun pantatnya.

"Gini ya sayang..."

"Ya... yaa... teruuus, tusuk memekku, tusuk itilku, uuuh... enak banget
kontol besarmu, lobang celekmu nggigit pucuk itilku.
Uuuuh...aaa....aaa....seeeet." Aku meracau nikmat. Sementara Dadang
tambah semangat, tambah kuat nusuk-nusuk kontolnya yang besar memenuhi
lobang memekku yang basah tambah licin.

"Sayang..., liat dong, tuh memekmu robek, kontolku keluar masuk merojok
itilmu yang gatel. Liat...liat tuh." Dadang memintaku untuk melihat,
akupun mengangkat kepala dan bagian punggung. Aku liat kontol panjang,
aku liat memekku terbelah, itilku nonjo keluar. Aaaah, nikmat banget
celek anakku yang masih perjaka. Aku raih lehernya, aku cium bibirnya
ahhh tambah nikmat. Aku lihat kontol anakku dengan perksasa
menusuk-nusuk memekku yang sudah banjir, air pejuhkku menetes-netes
membahasi kain sprei kasur. Kemudian aku dekap erat tubuh anakku, aku
berbalik ngambil posisi diatas, duduk diantara dua paha Dadang,
sementara kontolnya yang besar dan panjang masih nancap pada lubung
turukku yang tambah ngaceng. Aku raih dua tangan si Dadang, aku letakkan
diatas dua susuku yang minta diremas, dua ujung jarinya memilin dua
pentilku yang tegang, keras dan tambah tegak.

"Aaauuhhh...., nikmat banget mamaku sayang. Dua susumu tambah kenceng,
tambah besar. Pentilmu ngaceng ya sayang..." Anak merancau, mendesih.

"Yaaa... aaakh, enak....remasanmu enak banget. Susuku..., pentilku
tambah ngaceng." Aku yang posisi diatas terus naik turunkan pantat,
rasanya kontok Dadang tambah ngganjel. Tusukkannya tambah kuat, aaaah...
uuu tubuhku terasa ditancap benda lunak, bulat dan panjang kuat sekali.

"Daaaang...... kontolmu....oh ....uuuuuh......seeeettttt enak banget."
Pantatku terus bergoyang menikmati tusukan-tusukan kontol yang sangat
aku rindukan.

"Saaaayang.... aku pengin kawin sama kamu, aku kangen banget sama
turukmu. Kawin sama aku yang maa...." Dadang terus meracau tak karuan.

"Yaaa.... sayang, kita kawin terus.... kawini aku Daaang. Aku sayang
kontolmu, aku pengin sempro tan air pejuhmu yang masih perjaka." Dadang
mengangkat punggungnya, dua tangannya memeluk pinggangku, ooooh.....
seeett muluknya nyosor susuku yang membusung besar. Ujung lidahnya
terasa hangat menjilat-jilat ujung pentilku. Jadinya aku dipangku si
Dadang tanpa melepaskan

tusukkan kontolnya dimemekku. Dua kakiku melingkar erat pinggang
anakku, aku tidak ingin melepaskan bersatunya knontol dan memek ini.
Sampai akhirnya si Dadang menelentangkan tubuhku lagi, dari atas Dadang
sangat giat naik turunkan tubuhnya. Sementara kontolnya yang tambah
ngaceng, makin keras nusuk-nusuk memekku dan itilku seperti mau meledak.

"Uuuuuh...... aaaaaah....." Aku menjerit keras manakala itilku seperti
mau lepas, sampai akhirnya cret....., creeeeeeeeeet.... cret... cret
basahlah memekku, basahlah kontol anakku karena air pejuhku muncrat
sangat kenceng.

"Kamu... kencing sayang, kok basah banget kontolku."

"Yaa sayang... akh....akh.....setttt... uaaaah. Aku kalau lagi kawinin
kontolmu, dari dalam memekku keluar air pejuh,
iitiii........itttilllkuuuuuuuuuuu mau lepas sayang. Itu bukan air
kencing sayang, tapi air nikmatnya orang lagi kawin." Sementara kontol
Dadang terus menggenjot memekku yang makin tambah panas. Aku yang sudah
klimak, masih terus menikmati tusukan-tusukan kontol Dadang yang seperti
memenuhi dinding-dinding lobang kawinku. Sampai akhir tubuh Dadang
jatuh, memeluk tubuhku. Segera akau raih bibirnya dengan bibirku, kami
saling melumat, kami saling mendesah, lalu kemudian memekku terasa
hangat, seperti ada air mengalir memenuhi rahimku yang sangat kehausan.
Cret.....cret....cret.... sluuuuuuuuuuuuur, keluarlah air pejuh kontol
Dadang mengisi, mengalir derah dalam lobang-lobang rahimku yang dalam.
Kami berpelukan erat, tubuh kami menempel ketat seakan tidak mau lepas.
Hatiku sangat bahagia ketika air asmara menyirami, memenuhi seluruh
rongga-rongga memekku, lubang rahimku terasanya kenyang oleh air pejuh
kontol perjaka.

"Terimakasih sayang. Kontolmu.... air pejuh perjakamu jadi milikku.
Ya..... aaakh....hekh...... semprot......semprot memekku.......sirami
rahimku." Mataku terpejam kuat saat air pejuh itu mengalir deras.

"Ya....yaaa....... uhk...... akh. Terimalah air pejuhku." Jawab Dadang
sambil menempel, memeluk erat tubuhku. Akhirnya kami berdua tiduran,
sementara mulut Dadang tak henti-hentinya menyusu. Akhirnya kami tidur
pulas, setelah dua jam menikmati perkawinan yang sangat nikmat dan
membahagiakan.

Ketika anakku yang paling kecil menangis aku bangun duluan. Semestara
Dadang yang tidur disebelahku masih tidur mendengkur. Aku lihat batang
kontolnya sadah lembek, masih dipenuhi sisa-sisa pejuh kami yang sudah
mengering. Aku bangun, pindah kamar menghampiri anaku dikamar sebelah
yang sedang menangis.

Pagi hari sekitar jam 07.00, Dadang masih tidur sangat pulas, tenaganya
terkuras habis menggenjot tubuhku. Sedangkan anakku yang kecil sudah
berangkat sekolah. Aku bergegas mandi, kusiram sekujur tubuhku dengar
air sejuk, rasanya segar sekali, aku sabuni seluruh permukaan tubuhkku
yang masih bahenol. Kuraba permukaan memekku yang masih bengkak akibat
sodokan kontol besar. Kuraba lagi permukaan susuku yang tampak bekas
tanda-tanda merah bekas gigitan si Dadang. Selesai mandi aku menyiapkan
segelas air susu buat Dadang. Aku kaget ketika dua telapak tangan
meremas bongkahan pantatku.

"Sayang....., pagi ini kamu cantik sekali. Tubuhmu harum lagi." Sapa
anakku sambil melingkarkan dua tangannya dipinggang.

"Ya jelas.... dong, aku cantik kan buat kamu." Jawabku mesra sambil
membalikkan bada. "Tuh.... sana mandi dulu sayang, biar badanmu tambah
segar."

"Okay sayang, tapi pengin dimandiin sama kekasihku yang cantik ini."
Jawab Dadang sambil meremas susuku yang belum tertutup kutang. Akupun
menuruti permintaan Dadang yang segera menuju kamar mandi. Akhirnya aku
mandi lagi bersama Dadang, kami saling menyiram, saling menyabuni.
Karena rabaan-rabaan itu, nafsu kami bangkit lagi. Kembali terjadi
hubungan kelamin kedua kalinya selama tiga jam. Hubungan kelamin antara
aku dan anakku terus berjalan sampai Dadangku beristri.

Teman Kos Yang Nakal...

Sore itu aku berencana mo pergi ke luar. maka aku pun mulai siap-siap.
selesai mandi dan baru saja masuk kabar tiba-tiba hujan deras mengguyur
daerahku.
Alangkah kecewanya. akhirnya sambil mengenakan kaos dan celana kolor aku
mulai melamun di dekat jendela membayangkan pacarku yang sedari tadi
menungguku di rumahnya.
Tanpa aku sadari, teman kosku yang bernama hendra nyelonong masuk ke
kamarku. Ternyata waktu itu tinggal kami berdua yang masih tersisa di
tempat kos. lalu diam-diam hendra mulai merangkulku dari belakang,
menciumi tengkukku dengan penuh nafsu.
Kontan saja aku mengelaknya. aku membalikkan badanku dan mendorong tubuh
hendra yang tinggi besar itu. Namun hendra telah lupa daratan, aku tetap
diseruduknya. pinggangku dicengkernya dengan kuat. tubuhku mulai meronta
tapi aku tak kuasa menyingi tubuhnya yang sangat kuat itu.
Hengra mulai menciumku, ciuma yang terasa hangat melekat di bibirku, aku
mulai tak kuasa menolaknya. Diam-diam aku menikmati permainan ini
"Jack, sudah lama aku ingin berduaan denganmu", katanya berterus terang.
hatiku tersentak juga, padahal selama ini aku tak berprasangka apapun
pada hendra. kemudian ia mulai mebuka kaosnya. Tampak tubuhnya yang
atletis dan dadanya yang bidang. lalu ia pun mulai melucuti celana
pendeknya dan, astaga... ternyata dia tidak memakai celana dalam.
Pantas saja tadi aku merasakan kontolnya yanng besar itu tergesek-gesek
di pantatku.
"Kamu mau ini, jack?" tanyanya,"ayo, cobain aja, kamu kan belon pernah
nyobain yang beginian, kan? lupain sebentar saja pacarmu itu." sambil
berkata demikian, hendra menuntun kepalaku ke bawah.

"Ayo' hisaap, jack...." aku terpaksa membukamulutku. dengan gemetaran,
aku mulai memasukkan kontol hendra yang kira-kira berukuran 21 cm
itu."uuukhhh....rasanya mo muntah,"kataku"ngak apa-apa, jack, ayo terus
kulum semuanya."

Mulutku terasa penuh disumbat oleh kontol hendra. baru kali ini aku
melihat dan langsung merasakan kontol cowok yang amat super panjang dan
besar itu. hendra menjambak rambut belakangku, kemudian pantatnya
digoyangkan maju mundur , ke kiri dan kanan. lalu aku disuruhnya
berdiri. dengan cepat dicopotnya kaos dan kolorku. hendra terpana demi
melihat dadaku yang lebat ditumbuhi rambut.

Dijilatinya dadaku, aku merasakan geli tapi nikmat. tangan kirinya
mempermainkan pentil susuku dan tangan kanannya mempermainkan kontolku
yang telah dari tadi ngaceng...

"Oooogh...hen, terussssssss...." aku merasakan ada yang mo keluar dari
dalam kontolku." hen...aku sudah mo kkkkeluuuuuuuuaar...". tiba-tiba
hendra menghentikan rangsangannya. kami berganti posisi 69. kini aku
mulai mengghisap dan menciumi punya hendra.

Terus sja kukulum dan kujilati semuanya, dari kepala, batang, dan buah
pelernya ke batangnya lagi begitu seterusnya.... Dalam hati aku senang
juga, tak menyangka kalo main sama cowok ternyata enak
juga."jack.....aku udaaaah ngggaaaak taaaahhhannnn...." kemudian
menyemprotlah pejuh hendra ke wajahku mulai dahi, pipi, hingga bibirku.

"Maapin gua jack..." hendra kemudian menjilati pejuhnya sendiri dan
menelannya hingga habisss.

"Permainan belum selesai.."kata hendra. dia menuju ke bawah, dan
kontolku yang mulai lemas dibangunkannya lagi. ia mulai menocok
kontolku. setelah tegang dan keras hendra memohonku untuk menyodominya.
aku menggeleng tanda tak setuju. tapi hendra nekat.

Ia ambil posisi jongkok dan mulai menduduki kontilku. "aaaaghhhh....."
aku dan hendra menjerit kenikmatan. hendra turun naik di atas kontolku
dan aku mengimbanginya dengan menggoyangkan pantatku ke kiri dan kanan.
tak lama kemudia menyemburlah cairan pejuku ke pantatnya hendra.

Sebagian menetes ke sprei. hendra melepaskan kontolku dari bokongnya
kemudian menjilati kontolku sampai bersih. setelah merapikan pakaiannya
hendra kembali mencium bibirku "thanks ya jack..." setelah itu dia
keluar kamarku...

Itulah pengalamanku ngentot sama cowok. enak juga ternyata...he...he...

Nikmatnya Teman Sendiri ( Gay Story )

Daerah yang dingin ini merupakan tempat aku sekarang
bekerja, karena panggilan yang mendadak akupun harus segera mencari
tempat tinggal yang tidak begitu jauh dari tempat ku bekerja. Roni nama
asliku, sudah hampir satu bulan ini aku pindah kota, walaupun masih buta
akan jalan dan daerahku sekarang, setelah aku mendapatkan tempat tinggal
sementara akupun berusaha bergaul dengan orang sekitar, jalan demi jalan
aku hapalkan. Penjaga warkop, tukang ojek di pengkolan, penjual warung
nasi di sebelah dan beberapa yang sering kusapa akhirnya berkenal dekat
denganku.

Hujan deras dari sore tadi membuat ku sedikit kedinginan di
dalam kamar, berniat keluar untuk mencari minuman hangat, akupun segera
mengambil payung dan melangkah menuju warkop di pudunan jalan. Sampai
disana hanya ada si bapa penjaga yang biasa sendiri, setelah memesan
akupun bersantai sejanak sambil memainkan hp yang ku bawa di saku
celanaku, twit demi twit dan inbox di fb aku balas satu persatu. Karena
aku pria bisex sudah wajar sepertinya aku memiliki 2 akun yang bebeda
pada setiap situs sosial.

Tak lama dari ku membalas semuanya, masuklah seorang pria
bertubuh besar yang kehujanan dan basah kuyup, sambil menggigil dia
memesan sama seperti diriku kepada bapa penjaga warung kopi yang sedang
asik menonton tv, ku perhatikan sejenak sepertinya dia orang baru di
daerah ini. Karena akupun merasa kesepian pada saat pertama kali ke
daerah ini, akupun berniat mengajak menyapa dan ngobrol kepadanya.
Ternyata benar dugaanku, pria asal bali ini sedang mencari kerja karena
di tepat yang dulu dia di pecat dengan alasan yang tidak masuk akal.

Sedikit menyedihkan dengan cerita yang kudengar dari dia,
pria ini tidak hanya di keluarkan dari tempat kerjanya, ditinggalkan
oleh istinya dan di campakan keluarganya itu adalah semua hal yang
sedang dialaminya, dengan modal pas-pasan dia berniat untuk mencari dan
merubah dirinya dari awal. Setelah minuman ku habis, ku ajak dia untuk
menginap di kamarku, ya itung-itung menemaniku. Diapun menerima
ajakanku, setelah membayar semua minuman akupun segera mengambil payung
dan kami keluar menuju kostanku. Di perjalanan ku dari warung tadi
sampai ke kostaku, aku cukup dekat dengan pria yang baru ku kenal ini,
karena hujan yang cukup deras dan payung kami hanya satu, aku bisa
memperhatikan pria diasampingku ini, entah apa yang membuat diriku
seakan ingin memeluknya, jiwa yang tanpa rasa gini menjadi birahi, bulu
bulu tipis di pipinya dan kumis yang membuat seakan dia terlihat dewasa
membuat diriku menjadi salah tingkah. Dengan model rambut satu centi dan
kulit sawo matang membuat pikiranku semakin berhasrat kepada pria
berperawakan cukup besar ini.

Sampailah di depan gerbang, kamipun melangkah menuju
kamarku di lantai 2, di lantai ini baru terisi 3 kamar dengan jeda 1-2
kamar kosong. Ku buka kunci dan segera kuambil handuk, semenrara dia
masih aga malu dan terdiap di depan pintu kamarku, ku tarik tanganya
yang basah itu agar masuk kedalam, akupun merasakan bulu tangan yang
begitu lebat, seakan aku diberi bonus oleh kesempatan ini, akupun segera
mempersilahkan dia untuk membersihkan diri di kamar mandi terlebih
dahulu, setelah dia masuk dan menyimpan barang bawaanya di dalam lemari,
sedikit pikiran nakalku muncul secara tiba-tiba, ingin rasanya melihat
badanya yang besar itu bugil di mataku untuk dapat ku nikmati

Setelah terdengar dia sedang mandi, akupun segera berusaha
melihat apa yang ada di dalam kamar mandiku saat itu, lubang kunci yang
kecil seakan membuat diriku semakin penasaran dan ingin terus melihat
kedalam, badan yang gempal padat dan berisi itu sedang di basahi air dan
di lumuri sabun dari tangan pria yang ku kenal dari bali ini, dadanya
yang lapang tanganya yang berotot dan kaki yang kuat seakan membayar
keinginaku, tapi dari semua yang kulihat satu yang menyita perhatiaku,
batang kontol yang lemas dan berukuran cukup besar membuat lidah ini
tidak mau diam, serentak dengan birahi dan napsuku yang keluar, hidup
pula kontolku yang sudah mulai menegang ini. Sungguh pemandangan yang
indah dan tidak ingin kulewati.

Dengan keadaan ku masih mengintip dan penuh napsu, akupun
segera mengontrolnya, malu dan takut akan ketahuan olehnya, segera ku
kembali keatas kasur dan mengunci kamarku, kunyalakan tv dan aku mulai
bersantai, taklama pria yang bernama Anton itu keluar dan datang
kehadapanku, dengan hanya menggunakan handuk yang ku berikan, jelas ku
lihat badan yang kekar dan sexy serta raut muka yang dewasa membuat aku
seakan terdiam sejenak dengan pemandangan ini. Segera dia mengambil
celana dan baju di tas yang ada di dalam lemari itu. Masih dalam keadaan
ku menikmati setiap detail badanya, dia segera membelakangi ku dan
membuka handuk putih yang di kenakanya, lekuk badan dan garis pantat
serta bulu-bulu di pahanya itu membuat tangaku tidak tahan untuk
menyentuh dan mencengkramnya.

Kusuruh untuk bersantai di sampingku, setelah dia menaruh
handuk di tempatnya kembali, akhinya dia duduk di sampingku, dengan
seyum dia bertrima kasih, karena diriku sudah mau menerima di kost ini
dan berperilaku ramah kepadanya, rasanya dia berhutang budi kepadaku, ku
bantah semua perkataan itu, karena aku meraskan bagaimana keadaan dia
sekarang, akhinya kita bersantai dengan di temani rokok dan acara di tv,
ku suruh dia untuk tidur di sisiku, malam menunjukan pukul 10 lebih,
tersadar ku melihanya ternyata dia sudah tertidur pulas, mungkin karena
kecapean seharian berjalan, akhinya segera ku matikan tv dan lampu kamar.

Selimut yang hanya ada satu inipun aku bagi berdua
bersamanya, tapi mata dan pikiranku sedang menginginkan sesuatu darinya,
kulihat dia sedang telentang dengan posisi kedua tangan dibelakang
kepala, kuliat jiplakan badanya yang sexy dan kuat itu, diriku yakin dia
rajin berolah raga, kulit yang kencang dan urat yang keras semakin
membuat diriku tau kebiasaan dia waktu dulu. Kuposisikan badan menuju
kasur dengan kepala melihat mukanya, perhatian demi perhatian tertuju
kepada pria bali ini. Apakah ini kesempatan bagiku, napsu yang sudah
pudar itu kembali menguasai diriku, bagaiaman caraku untuk menikmati ke
elokan tubuh temanku ini, karena cuaca yang dingin diluar aku
berpura-pura untuk memeluk badanya dengan tangan kananku, ku tutup mata
segera agar dia mengiraku sedang tertidur, tapi apa yang kuterima,
ternyata dia hanya diam saja tanpa reaksi apapun dari ulahku.

Karena posisi tanganku sedang berada tidak jaug dari
ketiaknya, kurasakan bulu tipis dan lekukanya begitu nikmat, napas yang
keluar dan aroma kas pria dari hidung dan ketiak yang ku cium saat itu
seakan aku semakin ingin menyantap tubuhnya, semakin kudekatkan badan ku
walau saat itu hati sangat takut dan malu, akupun akhinya bisa
memeluknya dengan erat tubuh besar dan kuat ini, pikiranku yang terus
terbayang-bayang bercinta denganya ini membuatku tidak sadarkan diri,
ternyata dia sudah terbangun dari tidurnya dan sedang memperhatikan
mukaku dan ulahku kepada tubuhnya.

Akhinya ku membuka mata dan melihat mukanya, betapa kaget
dan sungguh malu sekali saat itu dan segera ku lepaskan genggamanku dari
badanya, dengan berusaha ku terseyum kepadanya, diapun membalas
senyumanku itu, tanganya yang kuat segera mengambil badanku dan
memeluknya dengan erat, perasaan aneh dan kaget serta takut saat itu
terbayar sudah dengan apa yang dialakukanya kepadaku, mulutnya yang
basah mencium dan menghisap lidahku, aku rasakan begitu nikmat, lidah
dan liurnya yang masuk kedalam mulutku kini membuat aku birahi dan hanya
bisa terdiam serta mulai menikmati awal permainanya, ternyata berawal
dari keberanianku akhinya aku mendapatkan apa yang ku inginkan dari tadi.

Dengan posisi masih dia atas kasur, dia dengan lahap dan
napsu menciumiku, tidak hanya bibir dan lidah terlinga dan pundaku kini
basah oleh perbuatan lidahnya. Sementara tangnya mulai masuk ke dalam
celanaku dan meraih pantatku, aku sudah pasrah akan napsu temanku. Dia
menyuruhku untuk membuka semua yang kukenakan tanpa satupun, dengan
posisiku berdiri, segera lidahnya mencium dan menjilati pantatku, di
tarik kedua kakiku dan dibungkukanya badanku, kini lubang duburku
menjadi sasarnya, desanku yang keluar mambuat raut muka yang penuh napsu
itu semakin liar membasahi dan menjamah pantatku, kontolku yang menegang
dan sudah keras ini pun menjadi bahan kocokan tanganya, tepian duburku
dan pantaku yang dia hisap terus menerus, seakan membuat diriku tidak
bisa menolak kenikmatan yang menghampiriku.



Masih kunikmati sapuan demi sapuan lidahnya, kini dia
memintakuu untuk berbalik, kontolku dihisap dan di telan masuk semua
kedalam kerongkonganya, sungguh beruntung nasibku, napsu dan birahi ini
bisa aku lampiaskan kepada pria yang sedang melayani ku saat ini, sambil
dia berusaha membuka pakaianya, jemarinyapun diamainkan di dadaku,
puting dan dadaku kini jadi bahan pelampisanya, semakin saja birahiku
memuncak sehingga cairan napsu pun keluar dari lubang kontolku dan
tercampur oleh air liurnya, walau masih dalam mulutnya yang haus akan
batangku, kurasakan dia menghisap terus dan menelan apa yang baru ku
keluarkan, lidah gigi dan ruang mulutnya seakan memanjakan kontolku yang
menegang ini, akhinya kini kita berdua telanjang bulat tanpa ada sehelai
benangpun.

Badanya yang kekar di telentangkan di atas kasur, seakan
dia meminta pembalasan dari ulahnya kepadaku tadi, tak lama akupun
segera memanjakan lidahku di dadanya, dada yang kuat dan berotot itu
gini ku penuhi dengan air liur sendiri yang keluar trus dari sapuan
lidahku, kontolnya yang menegang keras dan membersar itu takluput dari
tanganku yang sudah gatal ingin memainkanya, ku pengan semua bagian demi
bagian tubuhnya dengan napsu ini, desahan kini keluar dari mulutnya,
jelas dia menikmati semua yang kulakukan kepadanya, hingga gini lidahku
mendarat di perutnya yang sedikit gempal ini, ku cium dan ku jilati
dengan lidah ini, sampai dengan bulu kemaluan yang habis tak tersisa
oleh mulutku, batang itu kini sudah di dalam mulutku dengan posisi ku
memaju mundurkan kepalaku, kedua tangannya kini menarik dan mencelupkan
kepalaku kedalam kontolnya, aroma kemaluan dan urat yang keras itu
semakin ku rasakan di tiap tiap bagian mulutku, buah zakar dan
pahanyapun tak lepas dari incaranku.

Segera dia beranjak dan mengambil dompetnya yang berada di
saku celana yang tergantung di kamarku, aku tau dia akan mengambil alat
pengaman, syukurlah jika itu terjadi, walau bagaimanapun dalam hubungan
alangkah baiknya jika kita bersikap aman. Kuraih dan ku pasang kondom
itu ke dalam kontolnya, seakan dia masih ingin merasakan mulutku untuk
menghisap batangnya kembali, tanpa perintah segera kontol yang sudah
terpasang kondom itu kini ku mainkan kembali di dalam mulutku bersama
lidahku yang terus menerus menjilati urat dan kepala kontolnya yang
sudah berdenyut-denyut, tanganya kini mendorong ku hingga diriku
tertidur diatas kasur itu, kakiku diangkanya dan diaganjalnya punggungku
oleh bantal yang dia ambil di sampingnya. Perlahan kontol besar itu
dimasukan kedalam anusku, kurasakan mulai dari kepala batang hingga gini
masuk semua kontolnya di dalam lubangku, sedikit rasa pedih dan sakit ku
rasakan saat itu.Aku menahan dan berusaha untuk menikmatinya.

Dengan menyakinkan diriku sudah merasa nyaman, segera dia
memelukku erat sambil mecium bibirku dan menghisap lidahku yang terbuka
ini, segera dia gesekan maju mundur badanya seiring dengan kontolnya
yang terus menyodomi lubang pantatku, desahan kita bedua karena
kenikmayan yang terus menerus membuat badan kita penuh akan keringat,
kontolnya yang besar itu kini masuk dan keluar dengan cepat di dalam
pantatku, urat urat dan rasa hangat begitu terasa di duburku,

nikmat dan birahi yang penuh akan napsu ini seakan membuat diriku dan
dirinya tidak dapat menahan semua rasa ini. Lidahnya yang meraih
telingaku sementara diriku yang meraih pantatnya oleh kedua tanganku
untuk terus meminkan kontolnya di lubangku membuat aku sudah tidak ingat
apa apa, dan hanya merasa akan terpenuhi hasrat dariku oleh perbuatan
temanku ini.

Kini dia membuat diriku untuk duduk di pangkuanya, sambil
ku masukan kontol kedalam lubangnya, giliranku sekarang untuk memanjakan
kontolnya oleh lubangku, ku naik dan turunkan pantatku sambil terus
saling berpelukan dan saling menciumi bibir masing masing, ku rasakan
begitu nikmat dan puas, segera dia menarik badanya dan badanku yang
masih tertancap pada kontolnya, kini dia menahan tubuhnya ke dinding
tembok kamarku, sementara aku masih menikmati kontolnya di dalam
pantatku, dia segera memberitahukan bahwa pejunya yang mau keluar sudah
tidak bisa di bendung lagi, segera ku lepas dari isapan duburku, kini
kondom yang dikenakan sudah tidak menepel lagi di kontolnya, dengan
jemariku yang meraih dada dan pentilnya yang keras, ku hisap kembali
kontolnya yang sudah ingin mengeluarkan aliran peju itu, benar nyatanya
tak lama dari mulutku bermain dengan kontolnya ku rasakan derasnya
cairan peju yang keluar dan kini memenuhi mulutku, aku tidak terbiasa
akan menelanya. Tapi muncratan akan peju yang hangat dan berwarna putih
itu membasahi badanku dan masuk kemulutku berkali-kali.

Dengan desaha yang terus keluar karena napsu dan birahinya
yang sudah tercapai melalui peju yang ada di mulutku ini sekarang, dia
segera memintaku untuk mengeluarkanya di kedua tanganya, cairan peju
yang kental dan air liurku sekarang dia lumuri di kontolku yang tegang
dan sudah ingin merasakan sama dengan temanku ini, dengan muka yang
masih birahi dia segera mengocok dan memaikan jari tanganya di duburku,
3 jari tangan kini masuk kedalam duburku yang sebelunya teroleskan air
penju miliknya dan air lirku, seakan membuat diriku sudah tidak kuasa
lagi, kini dengan mulutku yang membritahukan dia bahwa aku sudah mau
mencapai kelimak, segera dia menarik tanganya yang tadi secara terus
menerus mengocok kontolku, mulutnya segera menghampiri dan menghisap
habis kontolku yang berujung dengan keluarnya cairan putih hangat sama
seperti milik dirinya, seiring desanku ku karena kenikmatan yang benar
benar tidak bisa terbayar oleh apapun, masih dalam keadaan jari di dalam
duburku, kini dia menelan habis semua yang aku keluarkan tanpa
menyisakan sedikitpun.



Raut muka yang senang dan puas akan hubungan ini jelas
nampak di muka kita masing-masing, hingga akhinya kami saling berpeluk
erat dan dia menciumi ku dari leher hingga bibirku yang terus mendesah
oleh kenikmatan yang baru aku rasakan. Sampai diujung kita lemas berdua
di atas kasur, karena keringat dan udara menjadi panas, kamipun berdua
segera menuju kamar mandi untuk saling membersihkan diri.

Akhir dari semua yang kualami dengan dia, ternyata Anton
menjadi patnerku bersenggama selama aku di kota itu, hampir dua kali
seminggu aku melakukan hubungan terlarang ini bersama dia, karena kini
dia sudah mendapat pekerjaan yang merasa cukup untuk dirinya, akupun
segera kembali ke kota asaku karena masa kerjaku sudah habis. Setiap
bulan kita sering bertemu entah dia menuju rumahku di kota ini atau
diriku yang menyempatkan datang ke kota diaman dia tinggal sekarang,
walau tidak ada hubungan antara kami yang serius, aku Roni dan dia Anton
menjadi sahabat yang kini masih saling berhubungan hingga cerita ini ku
kirim kepada temanku.