Sunday, February 15, 2015

KUBAYAR SEORANG COWOK UNTUK MEMUASKANKU

"Gue suka banget ama tingkah laku loe yang mesum. Loe bikin gue semakin
ngaceng," kata Budi, mengusap-ngusap kepala kontolnya.
"Hisapin donk kontol gue, seperti di film-film. Hisap yang kuat dan buat
gue ngecret di mulut loe. Ayo donk sayang," bujuknya, menjelajahi dadaku
dengan jarinya.
Saya pun tunduk padanya. Dengan menggenggam batang kenikmatan milik
Budi, saya mulai memasukkannya ke dalam mulutku yang lapar. Mm.. Hangat
dan nikmat. Seperti memakan sosis! Dengan lembut, kontol itu kujilat dan
kuhisap. Aahh.. Budi pun semakin terangsang, terdengar dari erangannya.
Semakin dia mengerang, semakin saya bersemangat. Tak kusangka menyepong
kontol bisa senikmat ini. SLURP! SLURP! Sementara itu, Budi semakin
menjadi-jadi. Erangannya terdengar keras sekali, seperti banteng yang
sedang menggerutu.
"HHOOHH.. AAHH.. OOHH.. AAHH.. HHOOSSHH.."
Tangannya menggapai-gapai liar dan kemudian bersarang di atas kepalaku.
Rambutku diremas-remas tapi saya tidak merasa kesakitan. Saya senang
sekali bisa memberikan kepuasan padanya.
"OOHH.. Enak sekali.. AAHH.. Sedot terus.. AAHH.. Hisap kontol gue..
UUHH.. Enak banget.. AAHH.. Dihisap homo.. AAHH.."
Semakin mendengar erangannya, saya menjadi semakin bersemangat. Kontol
itu terus saja kusedot-sedot. Mm.. SLURP! Sampai akhirnya kontol itu pun
berdenyut-denyut dengan ganas dan mulai menembaki mulutku dengan pejuh.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Mash memegangi kepalaku,
Budi mengangkat pinggulnya agar kontolnya lebih masuk ke dalam mulutku
seraya menjerit kenikmatan.
"AARRGGHH..!! UUGGHH!! AAHH!! OOHH!! AAHH!!" Dengan panik, saya berusaha
menelan semua pejuhnya, namun terlalu banyak yang masuk ke dalam mulutku
sedangkan mulutku kecil. Tumpahlah sebagian pejuh itu dan turun melumuri
leher dan dadaku.
Setelah orgasme Budi selesai, dia membungkuk dan menciumiku. Di dalam
mulutku masih terdapat sisa pejuhnya, tapi dia tidak peduli. Dengan
laparnya, dia menjilati rongga mulutku, mencari pejuhnya. Mm.. Seksi
sekali. Kami pun kembali saling berciuman dan berbagi pejuh. Harus
kuakui, pejuh Budi terasa sangat enak. Sambil menciumiku, tangan Budi
dengan sensual menjalari dadaku. Cairan pejuh yang sempat tertumpah ke
tubuhku diusap-usapnya agar menyebar merata. Aahh..
Kontolku berkedut-kedut, meneteskan precum, ingin dipuaskan. Tanpa
malu-malu, saya berkata.
"Budi, ngentotin gue donk. Gue butuh kontol loe di pantat gue. Ayolah,
ngentotin gue."
Budi agak terkejut mendengar kataku. Baginya oral seks merupakan hal
biasa, namun anal seks masih asing. Selama ini dia selalu ngentot dengan
cewek. Belum pernah sekalipun dia menusukkan kontolnya ke dalam anus
seseorang, apalagi anus seorang pria. Saya sendiri juga belum pernah
dianal, tapi saya bernafsu sekali padanya. Saya harus memiliki kontolnya
di dalam pantatku.
Budi nampak ragu-ragu.
"Entahlah. Apa loe yakin, loe mau kontol gue nancap di dalam situ? Gue
sih belum pernah nyoba. Sepertinya kotor sekali jika kontol gue ditusuk
ke situ."
"Kan bisa dicuci, Bud," jawabku.
"Ayolah, kumohon. Lagipula loe 'kan udah gue bayar untuk mengentotin
gue. Jangan ragu, Bud. Tancapkan aja kontol loe dalam-dalam. Buat gue
kesakitan dengan kontol super milik koe. Ayolah, Bud," saya terus
memohon-mohon.
"Baiklah. Kelihatannya gue gak bisa melawan keinginan loe. Oke deh,
sesuai perjanjian, gue bakal ngentotin loe. Tapi ingat, apa pun yang
terjadi, loe gak boleh kabur di tengah acara ngentot Oke? Loe mesti
bersedia gue ngentotin sampai gue ngecret di dalam pantat loe."
Saya langsung tersenyum; akhirnya Budi ingin juga menyodomiku. Dengan
bernafsu, Budi mengusap-ngusap kepala kontolnya. Pejuhnya yang masih
menempel di kontolnya mulai tersebar merata sampai ke dasar kontolnya,
siap tempur. Tiba-tiba saja Budi bangkit dari sofa, mencengkeram
badanku, dan memindahkannya ke atas sofa.
Berbaring telentang dan telanjang di situ membuatku makin terangsang
saja. Budi kemudian naik ke sofa dan memposisikan kontolnya di depan
anusku. Kedua kakiku diletakkan di atas bahunya yang bidang. Ah, saya
merasa begitu rawan untuk dikerjain. Tapi saya memang mengharapkan agar
Budi mau mengerjain anusku.
Saat kepala kontol Budi mulai memaksa masuk, saya mencengkeram sofa itu
sekuat-kuatnya. Rasa sakit mulai menusuk tajam saat lubang anusku
dipaksa untuk membuka selebar-lebarnya.
"AARRGGHH!!" erangku. Tak kusangka rasa sakit pertama kali dianal akan
sebegini sakinya.
"AARRGGHH!!" erangku lagi.
PLOP! Kontol itu pun akhirnya masuk. Napasku terengah-engah, menahan
sakit yang masih membakar anusku. Belum sempat saya mempersiapkan
diriku, Budi sudah mulai menggenjot. Nampaknya dia sama sekali tak
memperhatikan penderitaanku. Dia hanya ingin menikmati nikmatnya
mengentotin pantatku. Begitu kontolnya itu ditarik mundur, saya pun
mengerang kesakitan. Begitu pula saat kontolnya dimasukkan ke dalamku..
"AARRGGHH!!"
Keringat mulai membasahi tubuhku sementara kepalaku kugoyang-goyangkan
untuk mengusir rasa sakit. Namun rasa sakit masih tetap menyiksaku.
Meskipun demikian, kontolku tetap tegak, menikmati semuanya.
"Hhoohh.. Ternyata.. Anus cowok.. Aahh.. Lebih enak.. Hhoohh.. Gue suka
ngentotin loe.. Aahh.. Hhoosshh.." komentar Budi, terus menerus
menyodokkan kontolnya.
Kulihat dadanya yang bidang juga sudah mulai tertutup butiran-butiran
keringat. Tiap kali dia menarik napas, dadanya naik turun. Aahh.. Saya
terangsang sekali hanya dengan melihat dadanya saja.
"Hhoohh.. Ngentot loe.. Aahh.. Hhoohh.. Ngentot.. Aahh.."
Sodokan kontol Budi mulai terasa nikmat. Pelan-pelan rasa sakit itu
memudar dan digantikan rasa nikmat yang tak terkatakan. Seperti seorang
pelacur yang sedang 'kepanasan', saya menggeliat-geliatkan badanku
seraya melemparkan kata-kata jorok.
"Hhoohh.. FUCK ME! aahh.. Bud, kontol loe.. Aahh.. Gede banget.. Hhohh..
Gue suka.. Aahh.. Ngentotin gue, Bud.. Hamilin gue.. Aahh.. Pake anus
gue.. Aahh.. Pake bodi gue.. Aarrghh.."
Tak kuasa menahan kenikmatan yang semakin lama menjadi semakin besar,
saya segera menggenggam kontolku dan mulai mengocoknya.
"Hhohh.. Hhooshshh.. Aahh.. Uuhh.."
Kami berdua menaiki puncak orgasme dan kini telah berdiri di tepi jurang
orgasme. Yang harus kami lakukan hanyalah melompati jurang itu.
"AARRGGHH!!" Budi mengerang kuat-kuat, tangannya menggenggam pinggulku.
Dapat kurasakan kepala kontolnya membesar dan kemudian menembakkan pejuh
bertubi-tubi.
CCROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Kontan saja, badanku dibanjiri pejuh.
"AARRGGHH!! UUGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!!"
Tubuh Budi yang perkasa menghentak-hentak seperti kuda liar, kontolnya
terus menyerangku sampai tetes pejuh penghabisan. CCRROOTT!
"Hhoohh.." desahnya dan dia pun melemas. Namun semua belum tuntas sebab
saya belum mendapatkan orgasmeku.
"Hhoohh.. Gue ngecreett.." Erangku dan memperkuat remasan kontolku.
Dan.. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCROOTT!
"AARRGGHH..!!" Dengan satu erangan panjang, pejuhku muncrat ke atas
seperti air mancur.
Lelehan pejuhku turun membasahi dada dan perutku, dan juga batang
kontolku. Rasanya hangat dan licin di kulitku. CCRROOTT!! CCRROOTT!
"UUGGHGH!! HOOHH!! AAHH!! UUHH!!"
Sementara badanku mengejang-ngejang, Budi tetap di posisinya. Kontolnya
yang mulai mengempis masih berada di dalam lubang kontolku,
teremas-remas kontraksi otot anusku. Wajahnya sedikit meringis saat
kepala kontolnya yang sensitif dikerjain oleh lubang anusku.
"AAHHh.." Saya mendesah panjang saat sudah tidak ada lagi pejuh yang keluar.
Budi menundukkan kepalanya dan menciumiku lagi. Spermaku yang menempel
di badanku digosok-gosokkannya secara merata. Aahh.. Saya tak dapat
berkata apa-apa, hanya tersenyum puas. Saya juga lega bahwa Budi
menikmatinya. Jadi, dia tidak merasa terpaksa harus mengentotin saya.
Butuh waktu hampir 15 menit sampai napas dan energi kami akhirnya
kembali normal. Setelah kami berpakaian kembali, Budi menciumi bibirku
dan kemudian mengeluarkan uang lembaran 20 ribu dari saku celananya.
"Ini, gue kembali'in duit loe. Gue gak pantas mengambilnya. Lagian gue
tau loe gak kaya. Gue cukup enjoy berhomoseks ama loe. Jadi berhubung
gue juga enjoy dan gak merasa dipaksa, gue gak pantas ambil duit loe."
Jarang sekali menemukan pria seperti Budi: tampan, jujur, dan juga
horny. Kami pun berciuman kembali sambil berangkulan. Kurasa lain kali,
jika saya sedang butuh pelampiasan seksual, saya akan menemui Budi-ku
yang tampan dan berotot agar dia ngentot pantatku dengan kontolnya......

No comments:

Post a Comment