Tuesday, May 5, 2015

Kisah Cintaku Dengan Pak Kepala Desa

Perkenalkan, namaku Kasno. Aku adalah seorang pemuda berumur 18 tahun.
Aku tinggal di Desa Tenajar Lor, Indramayu.

Pengalamanku ini bermula sekitar dua tahun yang lalu saat aku baru
bekerja di Balai Desa sebagai pembantu Pak Sumantri, kepala desa kami.
Pak Sum orang pandai. Ia bergelar Drs. Sebenarnya ia berasal dari
Jakarta, namun sudah menetap di desaku cukup lama. Pak Sum berkulit
putih, wajahnya ganteng dan berkumis. Ia sangat baik kepadaku. Aku
sangat senang.

Pada hari pertama aku bekerja, ia memintaku untuk mengurutnya di
kamarnya di Balai Desa. Begitu sampai di kamarnya, ia memintaku untuk
membukakan pakaiannya. Aku merasa aneh sekaligus malu. Namun kulakukan
juga. Tubuhnya tegap dan atletis. Namun entah kenapa aku senang melihat
dadanya yang berbulu lebat. Ia tersenyum kepadaku. Kemudian ia
menyuruhku membukakan celananya sekalian.

Aku ragu-ragu untuk melakukannya, namun ia bilang bahwa kakinya pegal
dan ingin dipijit juga. Aku berjongkok di hadapannya. Perlahan-lahan
kulepaskan ikat pinggangnya. Aku merasa celananya begitu menonjol.
Kemudian kutarik risleting celananya, kulepaskan celananya ke lantai
dan.. aku sangat terkejut melihat kontolnya yang bukan hanya tampak
menonjol melainkan sudah keluar dari celana dalamnya.

Kontolnya sangat besar dan panjang. Aku bahkan dapat melihat kepala
kontolnya yang tampak mengkilat karena air mani. Aku berusaha untuk
menahan kegugupanku. Kulihat ia tersenyum kepadaku. Kemudian
kupersilakan ia untuk tiduran agar bisa kupijit. Kupijit bagian
belakangnya. Ia memintaku untuk mengurut pantatnya. Kemudian ia
membalikkan badannya memintaku untuk memijit dadanya juga.

Perlahan kupijit dadanya yang berbulu lebat. Ia memintaku untuk terus
memijitnya ke bagian bawah. Aku sangat gugup. Aku merasa ia akan
memintaku untuk memijit kontolnya. Namun untunglah tak lama kemudian ada
yang mengetuk pintu kamar. Rupanya Pak Marmo, Sekretaris Desa
memberitahukan bahwa ada tamu yang menunggu Pak Sum di kantornya. Pak
Sum tampak kecewa namun ia kemudian memakai pakaiannya kembali. Saat
memakai celananya, ia meminta aku menarik risleting celananya. Tampaknya
ia berusaha agar aku memperhatikan kontolnya yang ngaceng. Buru-buru
kulakukan itu.

Ia tersenyum sambil berkata, "Enak betul pijitanmu Kas, besok lagi ya".

Aku hanya mengangguk sambil menarik napas lega. Keesokan malamnya, aku
menonton televisi di Balai Desa. Sekitar pukul 10 malam, aku dibangunkan
Pak Sum. Rupanya aku ketiduran di depan televisi. Lalu Pak Sum
menyuruhku agar pindah tidur di kamarnya. Lantaran sudah mengantuk, aku
menurutinya. Sekitar tengah malam, Pak Sum membangunkanku. Aku terkejut
melihatnya. Ia sudah telanjang, hanya mengenakan celana dalam. Kemudian
ia membuka celana dalamnya dan memperlihatkan kontolnya kepadaku.

Aku terkesiap melihat kontolnya yang sangat besar, panjang dan berbulu
lebat. Kemudian ia berusaha membuka bajuku. Aku berusaha menolak, namun
ia terus memaksa. Akhirnya aku menyerah, kubiarkan ia membuka bajuku,
bahkan kemudian celana panjangku. Ia tampak senang melihat celana
dalamku, lalu kemudian mengelus dan meremasnya. Pak Sum kemudian
menindih tubuhku. Dadanya yang berbulu lebat menindih dadaku. Ia
kemudian mencumbu bibirku. Aku berusaha untuk menghindar namun ia terus
melakukannya.

Aku menyerah, kubiarkan ia menciumi bibirku. Ciumannya sungguh
menggebu-gebu. Mula-mula aku merasa risih, merasakan bibir dan kumisnya
dibibirku. Lalu ia menciumi leherku, kemudian dada dan bahkan ketiakku.
Aku merasa aneh namun aku diam saja. Ia terus menciumiku, perutku bahkan
kemudian.. Celana dalamku. Aku terkejut ketika ia menciumi celana
dalamku dengan penuh nafsu. Ia kemudian berusaha untuk membukanya.

Aku berusaha mencegahnya namun ia berkata, "Ayolah Kas, nggak apa-apa,
kamu pasti suka" sambil terus memaksa.

Aku membiarkan ia membukanya. Ia tampak senang melihat kontolku. Ia
menggenggam kontolku yang rupanya juga sudah ngaceng. Kemudian ia
menciuminya. Astaga, tak bisa kupercaya melihatnya mencium dan menjilati
kontolku dengan penuh nafsu. Mula-mula pelirku, kemudian terus naik ke
batang kontolku. Akhirnya sampailah ia ke bagian kepala kontolku. Ia
melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku menahan nafas menanti apa yang
akan dilakukannya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan.. Mencumbui
kepala kontolku.

Aku tak bisa melukiskan betapa nikmat rasanya merasakan lidah dan
bibirnya menjilat dan mencumbu kepala kontolku. Aku memejamkan mata,
rasanya aku berada di awang-awang. Ia pun tampak sangat menikmatinya.
Kemudian ia memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya. Ia menghisap
dan mempermainkan batang kontolku di dalam mulutnya. Tanpa sadar aku
mendesah penuh kenikmatan. Ia terus menghisap kontolku. Gerakannya
bervariasi. Kadang-kadang lembut, kadang ia bahkan menggigitnya
pelan-pelan. Aku sungguh merasa nikmat.

Kemudian akupun merasa kenikmatanku memuncak. Akhirnya aku mengeluarkan
air maniku. Aku memejamkan mata. Kupikir Pak Sum akan berhenti menghisap
kontolku. Namun ternyata ia terus menghisapnya. Bahkan ia terus
menjilati kepala kontolku sampai benar-benar bersih dari air maniku.
Akhirnya ia berhenti. Kemudian ia membaringkan tubuhnya disampingku.

Ia tersenyum sambil mengelus kepalaku dan berkata, "Bagaimana Kas, enak
kan?" Aku hanya mengangguk.

Ia kemudian menindih tubuhku sambil berkata, "Mau lagi?"

Aku terdiam, tubuhku agak lemas. Namun ia terus merangsangku. Ia
membimbing tanganku agar mengelus bulu dadanya. Kemudian ke kontolnya
yang sangat besar itu. Dia menyuruhku untuk menggenggamnya. Aku merasa
kontolku kembali gaceng. Kemudian ia memeluk dan membalikkan posisi kami
sehingga kini akulah yang berada di atas tubuhnya. Ia menyuruhku untuk
melakukan persis seperti yang dilakukannya kepadaku. Aku agak ragu untuk
melakukannya.

Perlahan kutundukkan kepalaku, ia langsung mencumbu bibirku. Aku tak
lagi menolak bahkan akulah yang kemudian dengan penuh nafsu menciumi
bibirnya, lehernya terus ke dadanya yang berbulu lebat. Kuciumi dan
kuelus dadanya juga ketiaknya. Tubuhnya sangat harum menggairahkan.
Bahkan kujilati dan kuhisap puting susunya. Ia tampak terkejut sekaligus
senang. Akhirnya aku sampai ke kontolnya. Kupegang kontolnya. Oohh..
Kontolnya sangat besar dan panjang. Panjangnya sekitar 25 cm diameternya
sekitar 7 cm.

Kulihat kepala kontolnya sudah mengkilat karena basah oleh air maninya.
Perlahan kudekatkan kepalaku untuk menciuminya, kemudian kucium dan
kujilat dengan penuh nafsu. Pantas saja Pak Sum sangat ingin menciumi
kontolku karena rasanya sangat nikmat. Kuciumi pelernya lalu naik ke
atas, kuciumi bulu jembutnya yang halus kemudian batang kontolnya.
Kepala kontolnya yang besar sungguh membuatku terangsang. Kujilati
kepala kontolnya itu. Baunya benar-benar membuatku mabuk kepayang.

Kulihat Pak Sum memejamkan matanya karena merasakan nikmat. Kemudian aku
menghisap kontolnya. Namun karena begitu besar dan panjang, mulutku
hanya bisa menghisap sekitar separuh saja. Itupun mulutku terasa penuh
karena ukuran kontolnya luar biasa besar. Kupermainkan kontolnya agar ia
mengeluarkan air maninya. Namun ia memang luar biasa. Sesudah hampir
satu jam pun ia belum juga mencapai puncak kenikmatan. Aku tak putus
asa. Kuhisap terus kontolnya sambil menggenggam dan mempermainkan kontolnya.

Kemudian aku melepaskan hisapanku. Kupegang dan kudekatkan kontolku ke
kontolnya. Kugesek-gesekkan kepala kontolnya dengan punyaku. Ia mendesah
penuh kenikmatan. Lalu aku kembali menghisap kontolnya. Usahaku
berhasil, tak lama kemudian ia mengerang lalu aku merasakan mulutku
dibanjiri air maninya yang kental. Kuhisap dan kutelan air maninya.
Rasanya agak sedikit asin tapi baunya sungguh membuatku mabuk kepayang.
Kemudian kujilati kembali kepala kontolnya yang semakin basah karena air
mani sampai bersih. Kemudian kubaringkan tubuhku disisinya.

Ia menatapku dan memujiku sambil berkata, "Kamu luar biasa, Kas".

Aku memejamkan mataku. Kupikir ia sudah lelah. Namun rupanya ia belum
puas. Tangannya kembali mengarahkan tanganku agar memegang kontolnya.
Astaga.. Ia memang luar biasa. Kontolnya masih tetap besar dan keras
seperti semula. Kuremas kontolnya. Kemudian ia menyuruhku membalikkan
badan dan menungging. Mula-mula aku tak mengerti apa yang akan dilakukannya.

Kemudian ia memegang pantatku lalu kurasakan ia menggesekkan kontolnya
ke pantatku. Kurasakan kontolnya yang besar di pantatku dan aku merasa
nikmat. Namun rupanya Pak Sum tidak hanya sekedar ingin
menggesek-gesekkan kontolnya ke pantatku karena kemudian kurasakan ia
berusaha memasukkannya ke anusku perlahan-lahan. Semula kupikir hal itu
tidak mungkin karena kontolnya yang sangat besar. Namun aku salah.
Ternyata kontolnya bisa masuk.

Lalu ia memelukku dan mengeluarmasukkan kontolnya persis seperti sedang
mengentot. Mula-mula memang terasa sakit dan aneh. Namun kemudian
ternyata rasanya nikmat dan aku menikmatinya. Aku sangat terangsang.
Apalagi tangannya juga meraba-raba tubuhku dan meremas kontolku. Ia juga
menciumi leherku sambil terus mengentotiku. Kurasakan ia
mengguncang-guncang tubuhku semakin lama semakin cepat. Akhirnya ia
mendesah, rupanya ia telah mencapai puncaknya. Kurasakan kali ini
pantatku dibanjiri oleh air maninya. Namun ia tidak langsung berhenti.
Ia masih terus mengentotiku selama beberapa menit. Kemudian akhirnya ia
mencabut kontolnya lalu berkata..

"Ayo Kas, sekarang giliran kamu".

Aku terkejut, namun aku mengerti apa yang harus kulakukan. Ia menungging
lalu kuarahkan kontolku ke pantatnya. Perlahan kumasukkan kontolku ke
dalam anusnya. Mungkin karena kontolku lebih kecil, aku dapat
memasukkannya lebih mudah. Kemudian aku mulai mengentotinya. Kupeluk
badannya, kuelus dadanya yang berbulu lebat. Kuraba pula kontolnya. Ia
sungguh luar biasa. Kontolnya masih tetap keras. Aku rasakan aku semakin
terangsang. Kemudian aku merasa bahwa aku akan kembali mengeluarkan air
mani. Benar saja. Tak lama kemudian aku mengeluarkannya didalam pantat
Pak Sum. Aku tak kuat lagi. Kucabut kontolku. Tubuhku benar-benar lelah.
Kubaringkan tubuhku. Ia kemudian berbaring di sisiku.

Ia berbisik, "Sudah capek Kas? Tidurlah. Ini sudah hampir pagi. Besok
kita lanjutkan ya". Aku mengangguk.

Ia kemudian memelukku. Nikmat sekali merasakan dadanya yang berbulu
lebat. Akupun tertidur dalam pelukannya. Sejak saat itu, setiap kami
bisa berduaan, pasti kami menghabiskan waktu dengan berhubungan seks.
Kami melakukannya di mana saja. Selain di kamarnya, kami juga
melakukannya di kamar mandi, di mobilnya bahkan pernah di sebuah toko
waktu Pak Sum mengajakku ke Jakarta. Ia ingin membelikanku pakaian.

Sewaktu aku sedang mencoba celana panjang baru di kamar ganti sebuah
toko, ia masuk dan kemudian melihat aku sedang membuka celanaku. Lalu ia
membuka celana dalamku dan menghisap kontolku. Aku terkejut dan sangat
gugup namun ia terus melakukannya sampai aku membasahi mulutnya dengan
air maniku. Sesudah itu bahkan ia juga menyuruhku menghisap kontolnya.

Begitulah kehidupan seksku dengan Pak Sum. Aku benar-benar berbahagia.
Tak kusangka berhubungan seks dengan sesama lelaki dapat terasa begitu
nikmat. Kami melakukannya tanpa mengenal waktu dan tak pernah merasa
bosan. Ia sangat sayang kepadaku. Aku pun sangat mencintainya. Kami
berjanji akan terus bersama, selamanya.